Warga Sipil – Dalam konferensi video pada Senin (7/8), pertemuan tingkat menteri perdagangan dan ekonomi BRICSsepakat untuk memperluas kerja sama dalam ekonomi digital dan pembangunan hijau serta melakukan upaya bersama dalam mendukung rantai pasokan yang stabil, juga mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah, kata seorang pejabat Ministry of Commerce atau MOC.
BRICS merupakan akronim untuk lima negara berkembang yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Dengan suara yang sama, para menteri sepakat untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral dengan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) sebagai pusatnya dan berpartisipasi dalam reformasi WTO dengan sikap konstruktif.
Para menteri mengecam beberapa negara maju karena mengadopsi tindakan sepihak dan diskriminatif, termasuk Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (Carbon Border Adjustment Mechanism/CBAM) dan insentif pajak. Mereka menekankan bahwa pembuatan kebijakan terkait perubahan iklim harus konsisten dengan prinsip tanggung jawab bersama yang berbeda dan berbagai aturan WTO.
Mereka juga mencapai konsensus untuk mengundang negara-negara non-BRICS untuk membahas ekonomi digital dan menjajaki kerja sama dengan negara-negara berkembang dan negara-negara terbelakang lainnya.
Sistem perdagangan multilateral dengan anggota non-BRICS yang berkepentingan sama juga akan diperkuat guna mendukung pembentukan lingkungan perdagangan yang sehat dan kondusif bagi pembangunan.