Kremasi Massal Digelar untuk Korban Pembantaian di Thailand

Kremasi Massal Digelar untuk Korban Pembantaian di Thailand

wargasipil.com – Korban tewas dalam pembantaian di Thailand mulai dimakamkan melalui prosesi kremasi massal . Keluarga-keluarga korban pun berkumpul untuk menghadiri prosesi yang digelar di kuil-kuil setempat.

Seperti dilansir AFP, Selasa (11/10/2022), publik Thailand dikejutkan oleh tragedi yang menewaskan 36 orang, termasuk 24 anak-anak, di Na Klang — salah satu pembunuhan massal terburuk dalam sejarah negara tersebut. Bendera setengah tiang dikibarkan di berbagai wilayah Thailand sebagai wujud berkabung.

Raja Thailand Maha Vajiralongkorn bersama Ratu Suthida bahkan menemui langsung para korban selamat dan keluarga korban tewas di wilayah Uthai Sawan, dalam kunjungan yang tergolong langka. Dalam pertemuan itu, Raja Vajiralongkorn menyatakan dirinya turut merasakan duka para keluarga korban.

Pemakaman untuk para korban mulai digelar pada Selasa (11/10) waktu setempat, dengan sekitar 19 korban di antaranya dikremasi secara massal di kuil Wat Rat Samakee yang ada di Na Klang.

Para biksu membacakan doa untuk memulai seremoni itu, dengan warga setempat yang berduka turut hadir dan mengucapkan perpisahan dengan mereka yang tewas.

“Insiden seperti ini seharusnya tidak terjadi,” ucap salah satu warga setempat, Thanakorn Nueangmatcha (39), sebelum seremoni pemakaman dimulai. “Mereka hanya anak-anak,” imbuhnya.

Di Wat Rat Samake, bau dupa dan ratusan karangan bunga semerbak saat para relawan mempersiapkan kuil itu untuk prosesi kremasi. Pemakaman yang disponsori oleh Kerajaan Thailand itu akan mengakhiri ritual yang berlangsung selama tiga hari sejak Sabtu (8/10) waktu setempat.

Kremasi massal pada Selasa (11/10) waktu setempat ini tergolong sangat tidak biasa — jenazah biasanya dikremasi sendirian — namun kuil-kuil lokal yang ada di area tersebut kewalahan dengan banyaknya korban tewas dalam pembantaian massal pada 6 Oktober lalu.

Sejumlah korban tewas lainnya akan dikremasi di kuil lainnya yang ada di area yang sama. Laporan media lokal menyebut tungku pembakaran untuk kremasi tengah dipersiapkan di kuil-kuil lainnya.

Persiapan prosesi kremasi massal ini menyatukan warga setempat dalam situasi duka, dengan para relawan, tentara dan pejabat bersama-sama membangun tungku untuk kremasi di kompleks kuil setempat yang akan menjadi lokasi kremasi.

Salah satu nenek korban tewas, Maemon Meeyuan, menuturkan mereka bekerja sama untuk menyusun tumpukan kayu untuk kremasi dengan gaya Thailand timur laut. “Kami melakukannya dengan cara lama,” tuturnya kepada AFP.

Perdana Menteri (PM) Prayut Chan-o-Cha telah memerintahkan penyelidikan terhadap pembantaian massal di tempat penitipan anak di Uthai Sawan itu. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Phaya Khamrab (34) merupakan mantan polisi yang dipecat beberapa bulan lalu atas tuduhan kepemilikan narkoba.

Pelaku menghabisi nyawa orang-orang, termasuk anak-anak, di tempat penitipan anak itu dan sepanjang perjalanan pulang dengan senjata api dan pisau. Setibanya di rumah, pelaku membunuh istri dan anaknya sendiri sebelum menembak mati dirinya sendiri.

Motif pembunuhan itu belum diketahui secara jelas. Pihak kepolisian sempat menyebut jika pelaku berada di bawah pengaruh narkoba saat melakukan pembantaian itu, namun belakangan hasil tes mendapati pelaku tidak memiliki kandungan narkoba dalam tubuhnya saat penyerangan terjadi.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”