Warga Sipil – Setelah mengerahkan upaya perbaikan maksimal, seluruh komunikasi di desa-desa yang dilanda banjir di Beijing telah kembali pulih, demikian disampaikan Administrasi Komunikasi Beijing pada Sabtu (5/8).
Otoritas berwenang China telah meluncurkan upaya penyelamatan dan bantuan besar-besaran untuk merespons hujan lebat yang disebabkan oleh topan.
Selama beberapa hari sebelumnya, Beijing mengalami curah hujan terbesar sejak pencatatan dimulai 140 tahun lalu, yang menewaskan 11 orang di kota tersebut.
Menurut Administrasi Komunikasi Beijing, kerja sama antara Beijing dan Provinsi Hebei yang letaknya bersebelahan memainkan peran penting dalam proses pemulihan komunikasi di desa-desa yang komunikasinya terputus dari dunia luar.
Berkat upaya bersama antara pekerja perbaikan darurat dari Beijing dan operator komunikasi di Hebei, sinyal komunikasi di daerah bencana berhasil dipulihkan.
Sementara itu, Beijing mengerahkan upaya signifikan guna meningkatkan efisiensi pemulihan komunikasi dengan mengintegrasikan penggunaan telepon satelit, kendaraan stasiun pemancar seluler, dan kendaraan sarana penyedia dukungan listrik.
Pada Jumat (4/8), kendaraan udara nirawak yang dilengkapi dengan peralatan stasiun pemancar altitudo tinggi mencapai jangkauan sinyal 5G selama enam jam berturut-turut di Wangping dan Tanzhesi yang berada di Distrik Mentougou di Beijing serta area sekitarnya yang luasnya mencapai hampir 80 km persegi.
Selama kurun tersebut, kendaraan udara itu menyediakan layanan suara, SMS, dan internet untuk lebih dari 2.000 pengguna.
Menurut otoritas berwenang, berbagai layanan komunikasi, termasuk layanan suara tetap, layanan internet publik, dan layanan jaringan seluler, berfungsi normal di Beijing, kecuali di Distrik Fangshan, Distrik Mentougou, dan Distrik Changping. Di distrik-distrik tersebut para personel bantuan darurat bekerja keras untuk memulihkan komunikasi.