Warga Sipil – Kenaikan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dapat menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian di kawasan euro, dan akan memangkas 3,8 persen dari output ekonominya pada 2024 mendatang, tulis analisis Bloomberg yang dipublikasikan pada Senin (7/8).
Analisis itu menyatakan bahwa perpaduan antara tingginya suku bunga dan terbatasnya kemampuan pemerintah untuk memacu pembangunan menimbulkan kendala potensial bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan euro.
Mengingat bahwa sejumlah pemerintahan di kawasan euro telah atau akan memutuskan untuk tidak mengambil langkah-langkah pendukung yang diberlakukan dalam menghadapi lonjakan harga energi lebih dari setahun yang lalu, perekonomian di kawasan euro dapat terkontraksi hingga 5 persen pada 2024, seperti disampaikan analisis itu
ECB telah menaikkan suku bunga utama sebesar total 425 basis poin sejak Juli tahun lalu dalam upayanya untuk meredam inflasi, yang berada jauh di atas target bank sentral itu yang sebesar 2 persen.
Bank sentral tersebut menunda untuk mengumumkan kenaikan suku bunga lebih awal dalam pertemuan penetapan suku bunga selanjutnya, menekankan bahwa suku bunga akan tetap menjadi alat utamanya untuk melawan inflasi.
ECB memandang perekonomian kawasan euro akan melemah dalam jangka pendek, namun mengatakan perekonomian kawasan itu akan memperoleh momentum dalam jangka panjang. Bank sentral itu akan memublikasikan edisi terbaru proyeksinya perihal inflasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan euro pada September.