Kemarahan Trump Menjadi Jelas Ketika Kalah dalam Pemilihan 2020

Kemarahan Trump Menjadi Jelas Ketika Kalah dalam Pemilihan 2020

Kemarahan Trump Menjadi Jelas Ketika Kalah dalam Pemilihan 2020

Mantan Ajudan Gedung Putih Cassidy Hutchinson mengatakan kepada para anggota kongres AS, Selasa (28/6) bahwa Presiden Donald Trump menjadi semakin marah dan tidak stabil dengan kekalahannya dalam pemilihan ulang tahun 2020. Dia bersaksi bahwa Trump setuju dengan para perusuh di gedung Capitol pada 6 Januari tahun lalu, ketika mereka menyerukan hukuman gantung terhadap Wakil Presiden Mike Pence saat itu yang menolak memblokir hasil pemilu.

Hutchinson mengatakan bahwa ketika beberapa dari ribuan pendukung Trump di Capitol meneriakkan “Hang Mike Pence!” (Gantung Mike Pence!”), Trump memberi tahu atasannya, kepala staf Gedung Putih Mark Meadows, “Mike pantas mendapatkannya.”

Dia mengutip Meadows yang mengatakan bahwa Trump “berpikir (para pengunjuk rasa anti-Pence) tidak melakukan sesuatu yang salah.”

Para pendukung Trump telah mendirikan tiang gantungan di National Mall dalam jarak pandang dari Capitol, meskipun regu keamanan Pence membawanya ke tempat yang aman saat kekacauan terjadi. Beberapa perusuh mencapai jarak sekitar 12 meter dari Pence.

Kemudian, Trump mencuit bahwa “Mike Pence tidak memiliki keberanian” untuk memblokir Kongres yang hendak menyatakan bahwa Joe Biden dari Partai Demokrat telah mengalahkan Trump dalam pemilihan 2020. Tetapi tidak sampai lebih dari satu jam kemudian Trump akhirnya mengatakan kepada para pendukungnya dalam pesan video agar meninggalkan gedung Capitol, setelah sebelumnya mengabaikan permintaan dari anggota keluarga, termasuk putrinya Ivanka, seorang ajudan Gedung Putih, dan penasihat lain untuk secara terbuka menghentikan kerusuhan.

Hutchinson, yang bekerja di kantor yang hanya beberapa langkah dari Kantor Oval Presiden Trump, mengatakan dia mengetahui dari Anthony Ornato, ajudan Meadows yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan regu keamanan Trump, bahwa presiden saat itu, setelah berpidato di dekat Gedung Putih sebelum kekacauan di Capitol, berusaha merebut kemudi limusinnya dari seorang agen Dinas Rahasia (Secret Service) dan minta pergi ke Capitol untuk bergabung dengan para pendukungnya.

Trump telah memberi tahu ribuan pendukung dalam rapat umum bahwa dia akan bergabung dengan mereka untuk berjalan kaki ke gedung Capitol, tetapi petugas keamanannya memutuskan bahwa itu terlalu berbahaya dan kemudian mengantarnya kembali ke Gedung Putih. [lt/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *