Warga Sipil – Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Luar Negeri Muhsin Syihab mengatakan Indonesia berkomitmen untuk menjadikan isu antar budaya dan antar agama sebagai bagian kerangka kerja tetap ASEAN.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menyukseskan isu antar budaya dan antar agama untuk menjadi kerangka kerja tetap ASEAN,” kata Muhsin dalam diskusi tindak lanjut ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference (ASEAN IIDC) 2023 di Jakarta, Selasa.
Diskusi tindak lanjut ASEAN IIDC 2023 tersebut bertujuan untuk membangun jalur kerja sama yang berkelanjutan antara para pemimpin agama dan pemimpin budaya di kawasan ASEAN dan sekitarnya.
Namun, Muhsin melanjutkan, jika tidak ada konsensus di antara negara-negara anggota ASEAN, maka isu antar budaya dan antar agama tidak akan pernah menjadi bagian kerangka kerja ASEAN.
“Pengambilan keputusan di ASEAN selalu didasarkan pada konsensus. Meski kita ingin agar isu-isu tersebut tergabung dengan baik ke dalam ASEAN, tetapi jika tidak ada konsensus di antara negara-negara ASEAN, maka hal itu tidak akan terjadi,” kata Muhsin.
Karena alasan tersebut, Muhsin mendorong para pemimpin agama yang menghadiri ASEAN IIDC 2023 untuk terlibat dengan pemerintah mereka masing-masing dan menandatangani surat bersama untuk dikirimkan ke Sekjen ASEAN.
Selain itu, Muhsin juga mengatakan bahwa ada cara lain agar isu antar budaya dan antar agama menjadi bagian kerangka kerja ASEAN, yaitu dengan memasukkan ASEAN IIDC ke kelompok kerja dari komunitas sosial budaya ASEAN.
Kelompok kerja yang dimaksud Muhsin adalah kelompok kerja tentang budaya pencegahan untuk masyarakat yang damai, inklusif, tangguh, sehat, dan harmonis (Culture of Prevention [CoP] for a peaceful, inclusive, resilient, healthy, and harmonious society).
“Jadi kita bisa membangun dan memperkuat kelompok kerja ini dengan memasukkan ASEAN IIDC ini (ke dalam kelompok kerja tersebut). Saya kira itu cara lainnya (selain konsensus),” ujar Muhsin.
Kelompok kerja tentang budaya pencegahan (CoP) untuk masyarakat yang damai, inklusif, tangguh, sehat, dan harmonis diadopsi oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ASEAN 2017.
CoP, yang merupakan bagian dari Komunitas Sosial Budaya ASEAN, bertujuan untuk mempromosikan dan menanamkan budaya pola pikir preventif di semua tingkatan untuk mengatasi akar penyebab masalah sosial termasuk kekerasan, degradasi lingkungan, dan kualitas hidup.
ASEAN terdiri dari 10 negara anggota yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam. Pada KTT ASEAN 2022, Timor Leste telah diterima secara prinsip sebagai anggota ASEAN ke-11.