Warga Sipil – Indonesia dan AS membahas kemajuan pelaksanaan Just Energy Transition Partnership (JETP) dalam sebuah pertemuan di Washington, menurut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam keterangannya, Minggu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony J. Blinken di Washington, Jumat (4/8), untuk membahas hubungan ekonomi kedua negara, salah satunya adalah JETP.
“Sebuah kemitraan penting jangka panjang yang diluncurkan di (KTT) G20 di bawah PGII, yang akan memobilisasi pendanaan sebesar 20 miliar dolar (sekitar Rp300 triliun) untuk publik dan swasta untuk mempercepat transisi energi bersih Indonesia,” kata Matthew.
Mereka juga membahas tentang pentingnya mineral kritis untuk masa depan energi bersih dan upaya Indonesia untuk meningkatkan standar lingkungan, sosial, tata kelola, serta tenaga kerja di sektor pertambangan negara.
Matthew juga menyebutkan bahwa AS juga akan meningkatkan investasi infrastruktur baru melalui Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investments/PGII).
Kedua pihak juga menekankan pentingnya melanjutkan kerja sama berkelanjutan dalam negosiasi Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik untuk Kemakmuran (Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity/IPEF).
Selain itu, Indonesia juga memberi dukungan kepada AS sebagai tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) yang akan diadakan di California pada November 2023.
JETP merupakan komitmen dari International Partners Group (IPG) yang terdiri dari negara-negara anggota G7 yang beranggotakan AS, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, Italia dan Kanada, serta Norwegia, dan Denmark untuk Indonesia. Sedangkan PGII merupakan upaya kolaboratif negara anggota G7 untuk membiayai proyek infrastruktur di negara berkembang.