Warga Sipil – Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto menyampaikan sejumlah langkah penting Indonesia dalam menghadapi era konektivitas untuk mempertahankan posisi geopolitik di kancah global.
“Kita sedang berada dalam kondisi geopolitik konektivitas. Sayangnya, tawaran-tawaran demikian justru memilah dunia menjadi beberapa bagian. Misalnya antara Belt and Road Initiative dari China dan Indo-Pacific Economic Framework dari Amerika Serikat,” kata Andi dalam keterangan tertulis dari Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID) di Jakarta, Selasa (8/8).
Hal tersebut disampaikan Andi dalam seminar akademik Simposium PPI Dunia bertajuk “Bangsa yang Melompat Jauh Menggapai Indonesia Masa Depan yang Transformatif”, yang digelar di Belanda pada 8 Agustus.
Andi menjelaskan sejak lama gagasan konektivitas telah muncul dari sejumlah negara, mulai dari Belt and Road Initiative dari Tiongkok, Indo-Pacific Economic Framework dari Amerika Serikat, serta Transportation Corridor Europe Caucasus Asia dari Uni Eropa.
Andi mengatakan bahwa penting untuk melihat bahaya dari disrupsi konektivitas yang menyebabkan posisi negara lebih rentan, seperti konektivitas maritim yang terganggu saat konflik antara Ukraina dan Rusia, serta polarisasi Amerika versus China.
Meski demikian, katanya, Indonesia perlu memanfaatkan inisiatif terkait konektivitas tersebut, di antaranya dari aspek teknologi, pertahanan dan ekonomi, serta komoditas strategis.
Langkah penting bagi Indonesia antara lain adalah untuk terus mengedepankan pembangunan ekonomi agar bisa bersaing secara sehat di arena konektivitas global.
“Yang diperlukan adalah langkah sinergis serta keyakinan dan optimisme bahwa Indonesia bisa melompat jauh ke depan,” katanya.
Sementara itu, Sampeyan Dalem Ingkang Jumeneng Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara X, Penguasa Kadipaten Mangkunegaran, juga menyampaikan sejumlah paparan terkait peran pelajar menghadapi era disrupsi terutama mempertahankan kesadaran budaya identitas asli bangsa.
“Sebagai generasi muda yang hidup di era kemajuan teknologi, kita tidak punya pilihan selain mengikuti perubahan. Kuncinya, kita harus bisa secara strategis memanfaatkannya untuk mempromosikan dan meningkatkan kesadaran akan tradisi dan nilai-nilai bangsa,” katanya.