Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Poso di Sulawesi Tengah untuk menepis stigma negatif terhadap daerah itu yang dinilai sebagai daerah yang tidak aman untuk dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Salah satunya dengan kembali menggelar kegiatan Festival Danau Poso (FDP) pada 20 hingga 22 Oktober 2022 mendatang.
Bupati Poso, Verna Gladies Merry Inkiriwang, menyatakan meskipun tidak mudah, upaya kuat perlu dilakukan untuk memulihkan citra kabupaten Poso sebagai daerah yang aman dan nyaman untuk kunjungan wisatawan. Sejak tahun 2015 silam, serangkaian operasi keamanan di gelar di Poso untuk mencari dan menangkap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, dan kini hampir seluruh anggota kelompok teroris itu telah ditangkap oleh aparat keamanan.
“Kalau pak menteri hadir ini salah satu gongnya juga bahwa ada pemulihan ekonomi, pemulihan pariwisata yang terjadi di Poso, sekaligus kita menepis isu-isu miring tentang kabupaten Poso, stigma yang sudah tertanam, “ kata Verna dalam Temu Media Mingguan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Senin (5/9).
Targetkan Kunjungan Tujuh Ribu Wisatawan
Wisatawan yang ingin mengunjungi FDP dapat melalui Bandar Udara Sis Aljufri Mutiara di Palu, dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 5-6 jam atau dengan penerbangan langsung dari Bandar Udara Sultan Hasanuddin selama 45 menit ke Bandar Udara Kasiguncu di Kabupaten Poso yang dilanjutkan dengan perjalanan darat selama 2-3 jam ke arena festival.
“Salah satu target kita di FDP ini adalah kunjungan tujuh ribu wisatawan,” ungkap Verna optimis.
Festival Danau Poso akan diisi dengan berbagai kegiatan budaya, termasuk pertunjukan tari tradisional, peragaan busana dan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia dalam bentuk memasak tujuh ribu nasi bambu oleh masyarakat setempat. Wisatawan juga dapat mengunjungi lokasi wisata alam seperti air terjun 12 tingkat Saluopa, atau lembah Lore di mana batu besar peninggalan masa prasejarah (megalith) berada, yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan darat dari lokasi FDP.
“Untuk FDP tahun ini didukung juga oleh pemerintah provinsi karena kami sedang mem-branding Poso menjadi negeri seribu megalith,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, Diah Agustiningsih.
Kabupaten Poso memiliki 1.450 objek megalith yang berdasarkan penelitian diduga berusia 1.500 tahun sebelum masehi atau jauh lebih tua dari Candi Borobudur dan piramida di Mesir.
FDP Dapat Buktikan Poso Daerah yang Aman
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Poso, Dedi Todongi berharap perhelatan FDP tahun ini dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Poso. Dia mengatakan FDP pada pada masa awal pelaksanaannya pada tahun 80-an menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara.
“Nah momen dilahirkannya kembali event ini diharapkan bisa seperti dulu lagi, menjadi agenda kunjungan wisman. FDP atau kegiatan-kegiatan lain menurut analisa saya sebagai ketua HPI bisa jadi bukti bahwa Poso sudah aman,” kata Dedi, Kamis (8/9).
Pemulihan dan Penguatan Kehidupan Sosial dan Budaya
Direktur Institut Mosintuwu, Lian Gogali mengatakan jika Festival Danau Poso digunakan sebagai strategi untuk memulihkan citra Poso, maka ada tahapan yang dibutuhkan sebelum menjadi sebuah festival, yaitu pemulihan dan penguatan kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Pemulihan dan penguatan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Poso ini pertama-tama bisa tercapai jika ada pengakuan dan pemeliharaan keanekaragaman hayati, geologi dan budaya.
“Jika itu tidak dilakukan, FDP akan terjebak pada event. Sebagai event, efek dan fungsinya tidak berkelanjutan, dan hanya bisa dirasakan sesaat saja , tidak punya peran yang mampu mengubah kehidupan sosial, ekonomi masyarakat yang ada di Kabupaten Poso, apalagi di sekitar Danau Poso yang menjadi lokasi festival,” kata Lian dihubungi, Jumat (9/9).
Danau Poso merupakan danau terdalam dan terluas ketiga di Indonesia. Merujuk Wikipedia, Danau Poso memiliki lebar 16 kilometer dan panjang 32 kilomenter. Danau Poso memiliki kedalaman maksimal 450 meter dengan luas permukaan 323,2 kilometer persegi. [yl/ab]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.