Dunia Bereaksi atas Mangkatnya Ratu Elizabeth

Ratu Elizabeth II, pemimpin kerajaan yang paling lama berkuasa di Inggris, meninggal dunia hari Kamis pada usia 96.

Para pemimpin dunia segera menyampaikan pesan belasungkawa atas mangkatnya ratu.

PM baru Inggris Liz Truss melansir pernyataan yang menyebutkan, “Kami semua terkejut oleh berita yang baru kami dengar dari Balmoral. Mangkatnya Yang Mulia Ratu merupakan kejutan besar bagi negara dan dunia. Ratu Elizabeth II adalah batu di mana Inggris modern dibangun. Negara kita telah tumbuh dan berkembang di bawah kekuasaannya.”

“Memimpin dengan martabat dan keteguhan semacam itu selama 70 tahun merupakan pencapaian luar biasa. Masa kehidupan pelayanannya jauh melebihi sebagian besar yang bisa kita kenang. Sebagai imbalan, ia dicintai dan dikagumi rakyat di Inggris dan di seluruh dunia,” katanya. “Hari ini Mahkota di serahkan – sebagaimana yang telah dilakukan selama seribu tahun lebih – kepada raja baru kita, kepala negara baru kita: Yang Mulia Raja Charles III.”

Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, mencuit, “Ia menyaksikan perang dan rekonsiliasi di Eropa dan di luar Eropa, dan transformasi mendalam pada planet dan masyarakat kita. Ia adalah rambu kesinambungan selama perubahan ini, tidak pernah berhenti menunjukkan ketenangan dan dedikasi yang memberi kekuatan bagi banyak orang. Semoga ia beristirahat dengan tenang.”

Presiden AS Joe Biden mengemukakan dalam sebuah pernyataan, “Yang Mulia Ratu Elizabeth II lebih dari sekadar ratu. Ia mendefinisikan sebuah era.”

“Di dunia yang terus berubah, ia tetap teguh dan menjadi sumber ketenangan serta kebanggaan bagi bergenerasi-generasi rakyat Inggris, termasuk banyak di antaranya yang hanya tahu ia sebagai pemimpin mereka… Warisannya akan tampak besar dalam halaman-halaman sejarah Inggris, dan dalam kisah dunia kita.”

Dunia Bereaksi atas Mangkatnya Ratu Elizabeth

Presiden AS Joe Biden menandatangani buku belasungkawa saat ibu negara AS Jill Biden memandang foto Ratu Elizabeth, raja terlama yang memerintah Inggris dan tokoh negara selama tujuh dekade, meninggal pada usia 96, di Kedutaan Besar Inggris, di Washington, AS, 8 September, 2022. (REUTERS/Evelyn Hockstein)

Biden juga memerintahkan agar bendera AS dikibarkan setengah tiang, di dalam dan di luar AS, untuk mengenang ratu sampai pemakamannya.

PM Irlandia Michael Martin menyebut ratu sebagai “sahabat luar biasa” yang memiliki “dampak besar bagi ikatan saling pengertian antara kedua bangsa kita.”

Ia mengatakan, “kunjungan kenegaraannya ke Irlandia pada tahun 2011 menandai langkah krusial dalam normalisasi hubungan dengan tetangga terdekat kita. Kunjungan itu sangat sukses, terutama karena begitu banyak sikap ramah dan pernyataan hangat yang disampaikan Ratu.”

Pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon, yang mendukung kemerdekaan Skotlandia dari Inggris, menyebut mangkatnya ratu “merupakan momen kesedihan luar biasa bagi Inggris, Persemakmuran dan dunia.”

“Atas nama rakyat Skotlandia, saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada Raja dan Keluarga Kerajaan,” kata Sturgeon dalam suatu pernyataan.

PM Kanada Justin Trudeau menyampaikan penghormatan mengharukan mengenai ratu, yang secara pribadi ia kagumi. Ia mengatakan, “Ia adalah ratu kita selama hampir setengah masa eksistensi Kanada. Dan ia memiliki kecintaan dan kasih sayang yang jelas, dalam dan abadi kepada rakyat Kanada.”

Trudeau pertama kali bertemu ratu sewaktu ia masih anak-anak. Ayahnya, Pierre Trudeau, menjadi perdana menteri Kanada pada tahun 1970-an.

“Ia adalah salah satu dari orang favorit saya di dunia,” ujarnya. “Dan saya akan sangat merindukannya. … Ia penuh perhatian, bijak, ingin tahu, suka membantu, jenaka dan banyak lagi.”

Tumpukan bunga duka cita untuk Ratu Elizabeth II di luar gerbang Kastil Windsor di Windsor, Inggris, Jumat, 9 September 2022. (AP Photo/Frank Augstein)

Tumpukan bunga duka cita untuk Ratu Elizabeth II di luar gerbang Kastil Windsor di Windsor, Inggris, Jumat, 9 September 2022. (AP Photo/Frank Augstein)

PM Australia Anthony Albanese mengatakan meninggalkanya Elizabeth menandai “berakhirnya sebuah era.” Elizabeth adalah satu-satunya ratu Inggris yang sedang berkuasa yang mengunjungi Australia sebagai kepala negara.

PM Selandia Baru Jacinda Ardern memberi penghormatan hari Jumat untuk “kehidupan luar biasa” mendiang ratu, juga mendeklarasikan Raja Charles II sebagai kepala negara.

“Ia sangat luar biasa,” kata Ardern, sewaktu memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang serta upacara peringatan kenegaraan. “Orang-orang di seluruh dunia akan merasakan kehilangan yang parah kali ini dan rakyat Selandia Baru sudah pasti ikut merasakan kesedihan itu.”

PM Bangladesh Sheikh Hasina “menyampaikan dukacita mendalam dan menyatakan kesedihannya atas Mangkatnya Ratu Elizabeth II,” kata Hasan Jahid Tusher, juru bicara Hasina, kepada AFP.

PM Singapura Lee Hsien Loong memposting di Facebook bahwa Elizabeth adalah “jantung dan jiwanya Inggris.” Ia mengatakan dalam postingan itu, “Ia melakukan tugas-tugasnya dengan penuh pengabdian, keteguhan dan kerendahan hati. Kontribusinya bagi dunia akan dicatat dalam sejarah. Ia akan selalu dikenal sebagai pemimpin dunia yang hebat.”

PM Jepang Fumio Kishida, dalam postingnya di Twitter menulis, “Kepergian Yang Mulia Ratu Elizabeth II merupakan kehilangan besar bukan hanya bagi rakyat Inggris tetapi juga bagi masyarakat internasional. Doa Jepang bersama dengan Inggris sewaktu rakyat Inggris mengatasi kesedihan terdalam ini.”

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan, “Kisah Nigeria modern tidak akan pernah komplet tanpa bab mengenai Ratu Elizabeth II, tokoh global yang menjelang dan pemimpin yang luar biasa. Ia mendedikasikan hidupnya untuk membuat negaranya, Persemakmuran dan seluruh dunia menjadi tempat yang lebih baik.” Nigeria merdeka dari Inggris pada tahun 1960.

PM India Narendra Modi mengatakan ia merasa “sedih” atas meninggalknya ratu, seraya memuji ratu sebagai teladan “martabat dan kesopanan.”

Elizabeth adalah pemimpin kerajaan Inggris pertama dalam kurun setahun lebih yang tidak pernah memerintah sebagai kaisar India.

Sementara itu Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, “Ratu Elizabeth II adalah sahabat baik PBB, dan mengunjungi markas besar New York kami dua kali, yang berselang lebih dari 50 tahun. Ia sangat berkomitmen pada banyak masalah amal dan lingkungan hidup, dan berbicara dengan menyentuh hati para delegasi pembicaraan iklim COP26 di Glasgow.”

“Saya ingin memberikan penghormatan kepada Ratu Elizabeth II atas dedikasi seumur hidupnya yang tidak pernah goyah untuk melayani rakyatnya. Dunia akan lama mengenang pengabdian dan kepemimpinannya.”

Paus Fransiskus mengatakan “sangat sedih” atas meninggalnya Ratu Elizabeth, seraya memanjatkan doa untuk “peristirahatan abadinya” dan bagi putranya, Charles, karena ia yang kemudian menjadi raja.

Dalam telegram pribadi kepada raja baru, pemimpin gereja Katolik itu memberi penghormatan kepada “kehidupan pelayanan ratu yang tak henti-hentinya … teladan pengabdiannya pada tugasnya, kesaksian imannya yang teguh kepada Yesus Kristus,” dan kepada Raja Charles III, “Saya memohon limpahan berkat Ilahi sebagai jaminan penghiburan dan kekuatan dalam Tuhan.” [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.