China Jatuhi Konglomerat Xiao Jianhua Hukuman Penjara 13 Tahun

China Jatuhi Konglomerat Xiao Jianhua Hukuman Penjara 13 Tahun

Pengadilan Shanghai, Jumat (19/8) menjatuhkan hukuman penjara 13 tahun kepada miliuner Tionghoa Kanada Xiao Jianhua. Perusahaan Tomorrow Holdings milik pengusaha yang tidak terlihat di depan umum sejak 2017 itu juga dikenai denda 55,03 miliar yuan atau $8,1 miliar, rekor di China.

Xiao dan Tomorrow Holdings didakwa telah menarik secara ilegal dana simpanan publik, menyalahgunakan properti yang dipercayakan, serta menggunakan dana secara ilegal dan menyuap, kata Pengadilan Menengah Pertama Shanghai.

Pengadilan menambahkan bahwa hukuman itu diringkankan karena keduanya telah mengaku bersalah dan bekerja sama dalam mengembalikan keuntungan yang diraih secara ilegal dan dalam mengatasi kerugian.

Xiao, yang lahir di China, diketahui memiliki hubungan dekat dengan elite Partai Komunis China. Ia terakhir kali terlihat dibawa dalam keadaan berkursi roda dari sebuah hotel mewah di Hong Kong pada dini hari. Kepalanya tampak ditutup, kata seorang sumber yang dekat dengan taipan itu kepada Reuters ketika itu.

Xiao dan Tomorrow telah “melakukan pelanggaran berat terhadap tatanan manajemen finansial” dan “merugikan keamanan keuangan negara,” kata pengadilan. Xiao juga dijatuhi hukuman denda tambahan 6,5 juta yuan atas kejahatan-kejahatan tersebut.

Mulai 2001 hingga 2021, Xiao dan Tomorrow memberikan saham, real estat, uang tunai dan aset lainnya kepada para pejabat pemerintah yang seluruhnya bernilai lebih dari 680 juta yuan, untuk menghindari pengawasan keuangan dan berupaya mendapatkan keuntungan ilegal, kata pengadilan.

China Jatuhi Konglomerat Xiao Jianhua Hukuman Penjara 13 Tahun

Dalam foto Desember 2013 ini, Xiao Jianhua, miliarder Kanada kelahiran China, membaca buku di luar International Finance Center di Hong Kong. (Next Magazine via AP)

Pada Juli 2020, sembilan lembaga yang terkait grup itu disita oleh regulator China sebagai bagian dari penindakan keras terkait risiko yang ditimbulkan oleh para konglomerat keuangan.

Pengadilan mengatakan bahwa sejak 2004, Xiao dan Tomorrow mengendalikan banyak institusi keuangan dan platform keuangan di Internet, di antaranya Baoshang Bank yang gagal, melalui banyak lapisan pemegang saham tidak langsung dan pemilik anonim.

Disebutkan pula bahwa Xiao menggunakan keuntungan ilegal untuk mengakuisisi berbagai lembaga keuangan, perdagangan sekuritas dan investasi di luar negeri. Tetapi pengadilan mengakui bahwa Xiao berupaya untuk menebus kesalahannya. [uh/ab]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.