wargasipil.com – Empat pasukan penjaga perdamaian PBB tewas saat kendaraan mereka menabrak bom rakitan di Mali utara. Sementara 2 lainnya mengalami luka parah.
Dilansir Reuters dan AFP, Selasa (18/10/2022), militan Islam yang beberapa memiliki hubungan dengan Al Qaeda dan ISIS, telah melancarkan pemberontakan di Mali utara selama 1 dekade terakhir.
Seorang juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pasukan penjaga perdamaian diserang ketika sedang melakukan patroli pencarian dan pendeteksian ranjau di komune utara Tessalit, di wilayah Kidal. PBB pun berbelangsungkawa atas insiden itu.
“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga penjaga perdamaian, kepada rekan-rekan kami dalam misi dan kami berharap pemulihan cepat bagi mereka yang terluka,” kata Dujarric.
Misi Stabilisasi Terpadu Multidimensi PBB di Mali (MINUSMA) saat ini memiliki sekitar 12.000 personel militer yang dikerahkan di negara itu.
Setidaknya 174 penjaga perdamaian tewas dalam aksi permusuhan di Mali sejak dimulainya misi pada 2013. Ini menjadikannya misi penjaga perdamaian PBB paling mematikan di dunia.
Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di New York, mengutuk keras ledakan itu. Dia memperingatkan bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB dapat merupakan kejahatan perang di bawah hukum internasional.
Pasukan penjaga perdamaian yang tewas itu adalah bagian dari kontingen MINUSMA Chad. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat di kamp misi di Kidal dengan syarat anonim.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”