Warga Sipil – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan aspek kenyamanan LRT Jabodebek baik dari akselerasi maupun pengereman saat ini tengah disempurnakan sebelum beroperasi secara komersial.
Menhub melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis mengharapkan saat sudah dioperasikan akan semakin memberikan kenyamanan bagi pengguna LRT Jabodebek.
“Saat ini, sedang dilakukan pemutakhiran software persinyalan terbaru yang dapat meningkatkan kenyamanan di dalam kereta. Juga penyempurnaan software sarana atau TCU (traction control unit) yang dapat meningkatkan keselarasan dengan prasarana. Target terdekat kami, proses uji coba operasional dapat segera dilaksanakan kembali untuk mendapatkan masukan kembali dari masyarakat,” ujar Menhub.
Menhub mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjajal LRT Jabodebek dari Stasiun Jatimulya, Bekasi menuju Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan aspek keselamatan juga menjadi perhatian sebelum LRT Jabodebek beroperasi secara komersial.
Menhub mengungkapkan pengujian telah dilakukan setiap harinya oleh tim Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) bersama dengan PT KAI (Persero) dan semua pihak terkait.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan LRT Jabodebek akan diresmikan pada 26 Agustus 2023.
“Insya Allah kemungkinan 26 Agustus,” kata Jokowi di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta.
Setelah menjajal LRT Jabodebek, Kamis ini, Jokowi mengungkapkan kesannya bahwa kereta LRT bagus dan dapat beroperasi secara komersial pada akhir Agustus 2023.
“Jadi dicek lagi bagus, akhir bulan bisa beroperasi,” ujarnya.
Presiden memastikan LRT Jabodebek akan mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan bagi penumpang. Adapun uji coba LRT Jabodebek oleh Presiden Jokowi pada Kamis ini tercatat merupakan yang keempat kalinya.
LRT merupakan moda transportasi terintegrasi yang rangkaian keretanya diproduksi BUMN PT INKA (Persero) dan prasarananya dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pengerjaan LRT lebih dari 60 persen.
LRT Jabodebek menggunakan teknologi yang lebih tinggi dari MRT Jakarta ataupun LRT Sumsel, yaitu generasi ke-3 atau Grade of Automation (GoA) Level 3. Dengan teknologi itu, memungkinkan kereta dioperasikan tanpa masinis dan mengatur jarak antar kereta menjadi lebih dekat dengan tetap konstan menjaga jarak aman.