Bulog: Stok beras Sumut cukup untuk hadapi El Nino

Warga Sipil – Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut Arif Mandu menegaskan bahwa stok beras di wilayahnya cukup untuk menghadapi fenomena El Nino yang berpotensi menyebabkan kekeringan.

“Stok yang kami siapkan cukup. Saya rasa wilayah Sumut relatif aman dari pengaruh terparah El Nino karena sampai awal Agustus 2023 wilayah ini masih dilanda hujan,” ujar Arif kepada ANTARA di Medan, Kamis.

Sampai Rabu (9/8), Arif melanjutkan, Perum Bulog Sumut memiliki cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak ,13 ton.

Itu belum ditambah beras komersial 62,48 ton dan dua ton persediaan di luar gudang.

“Selain itu, dalam waktu dekat akan masuk 25 ribu ton beras tambahan sehingga stok beras menjadi lebih 60 ribu ton,” kata Arif.

Beras-beras tersebut, dia menambahkan, dimanfaatkan untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang diberikan pada bulan Oktober, November dan Desember 2023.

Untuk bantuan sosial pemerintah di Sumut, Arif menyebut diperlukan beras hingga 30 ribu ton.

Apalagi, dia mengutarakan bahwa pihaknya akan kembali menerima beras dari pemerintah sebanyak 56 ribu ton yang disalurkan bertahap hingga akhir 2023.

“Sehingga total 140 ribu ton beras dialokasikan ke Sumut sepanjang tahun 2023, di mana tahap pertama tiba 29 ribu ton, kedua 30 ribu ton, ketiga 25 ribu ton dan sisanya 56 ribu ton lagi akan tiba sampai akhir tahun,” tutur Arif.

Terkait El Nino, dia optimistis fenomena naiknya suhu muka air laut di Samudera Pasifik sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia tersebut menimbulkan kekeringan hebat di Sumut.

“Infonya El Nino di Sumut bersifat moderat yang berarti tidak parah. Kita bisa melihat masih ada hujan,” ujar dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, puncak El Nino di Indonesia terjadi pada Agustus-September 2023 dengan dampak yang berbeda-beda di setiap daerah.

Salah satu efek El Nino yang sangat diwaspadai adalah terjadinya gagal panen karena kekeringan. Gagal panen ini akan membuat stok beras berkurang yang berujung pada meningkatnya harga.