Mentan Sentil Buwas karena Serap Beras Minim Saat Panen Raya

Mentan Sentil Buwas karena Serap Beras Minim Saat Panen Raya

wargasipil.comMenteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun menyentil Perum Bulog karena hanya mampu menyerap beras dengan jumlah sedikit saat panen raya awal 2022. Sementara kini, Kementan dituntut untuk menyediakan stok 600 ribu ton dan diberikan waktu 6 hari.

Syahrul mengatakan, saat panen raya dan pasokan melimpah, Bulog hanya mampu menyerap 41 ribu ton. Syahrul mengatakan hal ini di depan Dirut Perum Bulog Budi Waseso.

“Februari, Maret, April itu nggak boleh cuma serap 41 ribu ton. Kau kasih saya 6 hari untuk (pasok) 600 ribu ton. Kau menyerap 3 bulan hanya 41 ribu ton,” ujar Syahrul dengan suara bergetar dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Jakarta (7/12/2022).

Syahrul yakin sedikitnya penyerapan Bulog pada saat panen raya dipastikan karena ada masalah. Tetapi dia tidak menerangkan secara detail masalah apa yang dimaksud.

“Tentu ini ada masalah. Raskinnya harus keluar supaya supply demand jalan. In out di Bulog juga harus kita jaga,” tuturnya.

Tetapi Syahrul yakin produktivitas dari pertanian itu mencukupi. Ia juga mengklaim dalam produktivitas pertanian tidak ada masalah, bahkan sampai di daerah.

“Saya masih sangat yakin dengan produktivitas kita. Saya nggak main-main. Bapak boleh nggak percaya. Tapi mari kita lihat dan semua gubernur, bupati menyampaikan nggak ada masalah. Bahwa ada sekarang beras di para pedagang ini tentu juga menjadi bagian dari dinamika. Beri saya kesempatan membenahi ini,” lanjutnya.

Untuk diketahui, memang seharusnya Perum Bulog mampu menyerap beras petani 60%-70% dari target pasokan total dari 1,2 juta ton. Dalam paparan Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto, tercatat bahwa sedikitnya penyerapan Bulog terjadi pada bulan Januari, Februari dan Maret 2022.

Berdasarkan datanya pada Januari Bulog hanya menyerap 806 ton, Februari 2.096 ton, dan Maret 41.651 ton. Sedangkan pada April Bulog menyerap 189.943 ton.

Suyamto menjelaskan, selama semester I 2022, Bulog mampu menyerap beras petani hingga mencapai 512 ribu ton. Besaran beras itu hanya bisa diserap karena harga beras saat itu di atas harga pokok penjualan (HPP).

“Kita melakukan penyerapan di semester satu 512.180 ton, ini kita lakukan, jadi bukan Bulog tidak menyerap. Kita hanya bisa maksimal menyerap itu, tetapi harganya di atas HPP maka yang kita serap adalah 512 ribu,” tutupnya.