wargasipil.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara terkait pembengkakan biaya (cost overrun) kereta cepat Jakarta-Bandung. Kebutuhan dana yang mencapai USD 1,176 miliar atau setara Rp 16,8 triliun tersebut akan ditanggung oleh pemerintah Indonesia dan China.
Menurutnya, biaya itu disebut masih lebih murah karena dibangun saat ini di tengah kenaikan biaya baja dan harga komoditas. Untuk menambal kebutuhan dana tersebut akan berasal dari pinjaman (loan) atau utang di perbankan. Namun, Erick enggan merinci nominal atau pinjaman untuk menutupi nilai cost overrun.
“Cost overrun itu kalo diitung total masih lebih murah kalau dibangun hari ini. Karena harga baja naiknya luar biasa, dan juga yabg lain-lainnya juga naik,” kata Erick di Lobby Kementerian BUMN Jakarta, Rabu (19/10/2020).
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mengungkapkan, sebesar 25% dari total cost overrun ditutupi oleh konsorsium Indonesia yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan bahwa PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp 4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp 3 triliun. Sedangkan, 75% sisanya berasal dari pinjaman atau utang.
Hanya saja, persentase pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya mega proyek tersebut belum diketahui. Artinya, pinjaman akan disesuaikan dengan total cost overrun yang masih dalam tahap audit BPKP.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”