Belanja Negara Tak Habis 100%, Sisanya buat Hadapi ‘Badai’ 2023

Belanja Negara Tak Habis 100%, Sisanya buat Hadapi ‘Badai’ 2023

wargasipil.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan belanja negara sampai akhir tahun tidak akan terserap 100%. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun ini akan digunakan untuk antisipasi gejolak ekonomi yang berpotensi terjadi pada 2023.

Plt Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Wahyu Utomo mengatakan pendapatan yang kuat akan membuat defisit APBN 2022 berada jauh lebih rendah dari perkiraan yakni antara 3-3,9%. Sementara belanja negara diperkirakan terserap 95-97% dari pagu.

“Daripada kita paksakan belanja terserap di detik-detik terakhir, kita nggak bisa jagain kualitasnya seperti apa. Kalau asal serap mungkin bisa, tapi kan malah berisiko. Makanya lebih baik kalau kita tidak bisa belanja berkualitas, mending dijadikan buffer untuk antisipasi 2023,” kata Wahyu usai acara Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) ke-11 di Hilton Bali, Nusa Dua, Selasa (6/12/2022).

Menurut Wahyu, risiko tahun depan masih akan tinggi sehingga cash buffer perlu disiapkan guna meminimalkan dampak volatilitas pasar keuangan terhadap APBN. SiLPA yang besar tahun depan juga diperlukan untuk pemerintah mencapai defisit di bawah 3%.

“Jadi ruang fiskal 2023 kan terbatas karena kita harus kembali di 3%, kita bisa bermanuver. Misalnya dalam hal pendapatan tidak capai target, pemerintah kan bisa menyesuaikan belanja, bisa memanfaatkan SAL (Saldo Anggaran Lebih),” jelasnya.

Sebagai informasi, SAL adalah akumulasi dari SiLPA tahun-tahun anggaran sebelumnya. Anggaran yang terkumpul ratusan triliun itu dinilai cukup untuk menghadapi ketidakpastian tahun depan.

“Kita punya SAL Rp 337 triliun dalam LKPP 2021, dari Rp 337 triliun kan Rp 172 triliun yang digunakan tahun ini, berarti berkurang berapa itu. Tambah SiLPA tahun ini pasti di atas Rp 70-an triliun. Cukup untuk menjadi buffer yang aman dan cukup lumayan untuk menghadapi ketidakpastian tahun depan,” tandasnya.

Sampai Oktober 2022, SiLPA mencapai Rp 270,4 triliun. Nilai itu akan tetap dijaga besar hingga akhir tahun untuk bersiap menghadapi tantangan di 2023.

“Jadi nanti kalau lihat SiLPA agak besar, itu memang by design kita mencoba untuk mengelola risiko bagi tahun anggaran selanjutnya,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA, Kamis (24/11/2022).