Bappenas: Akselerasi ekonomi hijau perlu kolaborasi dengan pebisnis

Bappenas: Akselerasi ekonomi hijau perlu kolaborasi dengan pebisnis

wargasipil.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menilai dalam mengakselerasi ekonomi hijau, kolaborasi pemerintah dan pelaku bisnis sangat diperlukan.

“Kolaborasi pemerintah dan pelaku bisnis diperlukan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dari implementasi ekonomi hijau,” kata Suharso dalam acara CEO Live Series #2 yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Dari sisi pemerintah, kata dia, diperlukan penguatan kebijakan dan regulasi terkait ekonomi hijau yang dilengkapi dengan kriteria yang jelas serta aspek ramah lingkungan yang terukur.

Pemerintah juga perlu untuk menyiapkan skema pendanaan inovatif (blended finance) dan insentif (fiskal dan non fiskal) yang tepat untuk mendorong investasi hijau serta instrumen de-risking dan penjaminan untuk meningkatkan bankability dan daya saing sektor hijau.

Sementara dari pelaku bisnis, kolaborasi dapat dilakukan dengan menerapkan operasional bisnis yang hijau, berkelanjutan, dan berbasis ekonomi sirkular, misalnya dengan penerapan efisiensi energi di dalam proses produksi.

“Jadi lebih kepada mengganti bisnis dari ekonomi yang pada hari ini orang sebut ekonomi linear dan sekarang menjadi ekonomi sirkular,” tuturnya.

Selain itu, Suharso menyebutkan pelaku bisnis juga bisa turut serta dalam skema blended finance untuk mendukung pendanaan kegiatan rendah karbon dan ikut serta dalam perdagangan karbon.

Dengan kolaborasi tersebut, diharapkan tantangan dan peluang dalam implementasi ekonomi hijau bisa dihadapi.

Adapun tantangan yang dimaksud adalah kebutuhan investasi dan adanya celah pembiayaan, reformasi kebijakan untuk mengelola risiko stranded assets, kesenjangan teknologi, inovasi, dan infrastruktur, serta persiapan migrasi ke pekerjaan ramah lingkungan.

Sementara peluang yang didapat dari implementasi ekonomi hijau yaitu peningkatan tren Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environment, Social, and Governance/ESG), implementasi pasar karbon, peluang pendanaan hijau, serta penciptaan pekerjaan ramah lingkungan.