Anjlok 10% Lebih, CPO di Level Termurah 5 Bulan!

Anjlok 10% Lebih, CPO di Level Termurah 5 Bulan!

wargasipil.comJakarta, CNBC Indonesia – Tren penurunan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) masih terus berlanjut. Penurunan harga minyak nabati ini bahkan semakin parah hingga merosot tiga pekan beruntun.

Berdasarkan data Refinitiv, harga CPO di bursa Derivatif Malaysia jeblok lebih dari 10% sepanjang pekan ini ke 3.512 ringgit (RM) per ton atau sekitar US$ 800 per ton. Penurunan mingguan tersebut menjadi yang terbesar dalam empat bulan terakhir, sekaligus membawa CPO ke level termurah dalam lima bulan terakhir. Dua pekan sebelumnya, CPO turun masing-masing 6% dan 4,2%.

Harga CPO terseret penurunan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai dan biji bunga mata hari. Maklum saja, harga minyak nabati bersaing satu sama lain, sehingga ketika ada salah satu yang turun, maka yang lain akan mengikuti. Sebab jika tidak turun, pangsa pasarnya terancam berkurang.

“Pergerakan harga CPO tidak mencerminkan fundamentalnya akibat aksi jual yang melanda minyak nabati global. Sangat sulit memahami kapan harga akan bangkit, kita perlu melihat permintaan yang membaik secara menyeluruh untuk membuat itu terjadi,” kata Paramalingam Supramaniam. direktur broker Pelindung Bestari yang berbasis di Selangor Malaysia kepada Reuters, Jumat (24/3/2023).

Beberapa institusi melihat ekspor CPO Malaysia pada periode 1 – 25 Maret akan mengalami kenaikan yang signifikan. Tetapi, prediksi tersebut belum mampu mendongkrak kinerjanya.

Intertek Testing Service misalnya, memprediksi ekspor Malaysia melesat hingga 11,4% dibandingkan periode yang sama pada Februari.

Kemudian AmSpec Agri Malaysia memproyeksikan ekspor melesat meroket nyaris 20% pada periode yang sama.

Melihat prediksi tersebut, harga CPO seharusnya bisa menguat. Nyatanya malah terus merosot. Hal ini menunjukkan pergerakan harga minyak nabati sangat terkait satu sama lainnya.

Ke depannya harga CPO diprediksi akan terus menurun oleh Fitch Ratings akibat peningkatan produksi.

Fitch melihat rata-rata harga CPO akan turun ke US$ 700 per ton, cukup jauh di bawah harga saat ini di kisaran US$ 800 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]