Sabtu, 17 September 2022 – 09:40 WIB
VIVA Nasional – Seorang wanita lanjut usia (Lansia) inisial RN di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) ditemukan tewas tergantung di rumahnya. Polisi menyebut wanita 58 tahun itu diduga karena depresi tak kunjung bisa naik haji.
Kapolres Soppeng AKBP, Santiaji Kartasasmita menuturkan, bahwa sebelum ditemukan tewas, korban awalnya mengeluhkan sakit pada bagian punggung ditambah dengan kepikiran dirinya tak kunjung berhaji.
“Dari hasil pemeriksaan keluarganya saat dimintai keterangan mereka menyebut jika korban ini selalu mengeluh sakit pada bagian punggung tembus bagian perut. Selain itu korban juga sering kepikiran terus hingga depresi. Kepikiran terus kapan naik haji,” kata Kapolres Soppeng AKBP Santiaji Kartasasmita dalam keterangannya, Sabtu 17 September 2022.
Santiaji menjelaskan, bahwa kejadian itu terjadi di rumah korban di Arappae, Dusun Waepute, Desa Gattareng, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng pada, Jumat 16 September 2022. Saat itu, suami korban TS (59) keluar untuk pergi membantu tetangganya untuk mengangkat rumah usai salat Jumat.
Setelah itu, suaminya tak langsung pulang dia berlanjut ke rumah iparnya, kemudian ke rumah saudaranya. Saat kembali ke rumahnya sekitar pukul 14.00 Wita, suami korban langsung mencari istrinya. TS sontak kaget karena sudah menemukan istrinya dalam keadaan tewas tergantung.
“Jadi suami korban ini sedang bepergian ke tetangga dan sanak keluarga. Dan pas pulang dan naik ke rumahnya, sang suami ini langsung menuju ke ruang dapur cari istrinya, dan akhirnya melihat sang istri sudah dalam keadaan tergantung dengan sarung. Kemudian suami korban langsung berlari melepaskan sarung yang terlilit di lehernya namun korban sudah meninggal dunia,” jelas Santiaji
Santiaji menyebut bahwa korban sebenarnya sudah daftar haji, dan sudah masuk daftar tunggu calon jemaah haji. Menurut keterangan keluarga, korban akan berangkat haji sesuai daftar tunggu di tahun 2024.
“Korban sudah terdaftar tunggu calon jemaah haji selama sekitar 10 tahun. Suaminya bilang kalau korban ini nanti berangkat di tahun 2024 karena di situ baru ada namanya,” ungkap AKBP Santiaji.
Dari hasil pemeriksaan medis, kata Santiaji, di tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan. Hanya saja korban diduga kuat meninggal dunia karena kekurangan oksigen dan keluar darah pada telinga kanan, bintik-bintik pendarahan pada wajah setelah leher tercekik saat gantung diri.
“Dari hasil pemeriksaan di tubuh korban tidak ada bentuk kekerasan. Jadi kita serahkan ke pihak keluarga dan mereka ikhlas menerima kejadian tersebut,” terangnya.
Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.