Banyak orang berpendapat Soeharto lah dalang di balik penembakan misterius yang muncul pada tahun 1983-1985. Namun ternyata, Komnas HAM berpikiran lain!
Salah satu alasan mengapa banyak orang senang dengan kepemimpinan Soeharto adalah tingkat kejahatan di Orde Baru yang sangat rendah.
Hal ini karena pada tahun 1983 hingga 1985, muncul penembakan misterius (petrus) yang mengincar para penjahat seperti pencopet, orang bertato, dan preman.
Karena terjadi di era Orde Baru, orang-orang merasa bahwa Soeharto lah dalang di balik kejadian ini.
Padahal, Komnas HAM berpendapat lain.
Simak siapa dalang di balik petrus menurut Komnas HAM di bawah ini!
Penembakan Misterius yang Melanggar Hak Asasi Manusia
Melansir dari okezone.com, peristiwa petrus termasuk dalam golongan kasus Hak Asasi Manusia (HAM).
Ini karena tindakannya dinilai termasuk sebagai aksi mengadili seseorang tanpa melalui proses hukum.
Karena dianggap melanggar hak asasi, kasus ini pun diambil alih oleh Komnas HAM.
Komnas HAM menyelidiki kasus ini sejak tahun 2008 hingga 2012 dan mencoba mencari tahu dalang di balik petrus.
Awalnya, banyak orang menganggap Soeharto lah orang yang memprakarsai kejadian ini.
Karena dalam otobiografinya, Soeharto mengatakan bahwa dia mendukung petrus karena bisa menimbulkan efek jera pada penjahat.
“Ya, harus dengan kekerasan, tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! Begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan, ya, mau tidak mau harus ditembak,” ujar Soeharto dalam buku Ucapan dan Tindakan Saya yang terbit tahun 1989 dilansir dari okezone.com, Jumat (24/12/2021).
Kendati demikian, Komnas HAM ternyata merasa ada sosok lain di belakang kasus ini.
Sosok tersebut adalah Benny Moerdani, perwira TNI yang berkecimpung di dunia intelijen.
Didalangi oleh Benny Moerdani
Alasan mengapa Komnas HAM berpikiran demikian adalah karena pemerintah awalnya menyanggah keterlibatan mereka dalam petrus.
Namun, pada Mei 1983, Benny Moerdani mengatakan kepada pers bahwa penembakan gelap terjadi karena perkelahian antargeng.
“Sejauh ini belum pernah ada perintah tembak di tempat bagi penjahat yang ditangkap,” katanya, dikutip dari buku Benny Moerdani: yang Belum Terungkap.
Karena menjadi sosok pertama yang berkomentar tentang petrus, Komnas HAM berpendapat ada kemungkinan Benny memiliki kaitan dengan kasus ini.
Belum lagi, Soeharto pun menyebutkan bahwa Benny lah dalang sesungguhnya.
“Saya pernah tanya pada Pak Harto. Bapak dituduh melanggar HAM soal petrus, yang sebenarnya bagaimana Pak? Pak Harto bilang Itu ‘kan Benny,” ujar mantan ajudan Soeharto, Mayjen Purn Issantoso saat diskusi bedah buku ‘Pak Harto the untold stories‘, dilansir dari detik.com, Sabtu (19/11/2011).
Sayangnya, Komnas HAM gagal memeriksa Benny karena ketika penyelidikan perwira TNI ini sakit dan akhirnya meninggal dunia pada tanggal 29 Agustus 2004.
***
Semoga bermanfaat, Property People!
Jangan lupa baca ulasan menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian nyaman dan elegan di Depok? Mutiara Pancoran Mas bisa jadi opsi terbaik yang kamu pilih
Informasi selengkapnya, kunjungi www.99.co.id dan rumah123.com karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Cek segera, sebelum kehabisan!
Artikel ini bersumber dari www.99.co.