Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Lantas, apa saja syarat, bentuk, dan faktor pendorongnya? Yuk, baca ulasannya di sini!
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi merupakan sebuah pembaruan terhadap sesuatu hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh.
Nah, integrasi ini bisa dilakukan dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang sosial.
Integrasi sendiri berperan penting dalam masyarakat lantaran bertujuan untuk membentuk keharmonisan serta memudahkan kita untuk mencapai tujuan bersama.
Lalu, apa itu integrasi sosial?
Pengertian Integrasi Sosial
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan.
Adapun unsur yang berbeda itu dapat meliput berbagai hal, seperti kedudukan sosial, tas, etnik, agama, bahasa, keragaman budaya, hingga nilai dan norma.
Beberapa ahli memiliki definisi tersendiri perihal integrasi sosial ini.
Misalnya, Soerjono Soekanto, yang menyebut integrasi sosial adalah sebuah proses sosial individu atau kelompok untuk berusaha memenuhi tujuan melawan lawan yang disertai dengan suatu ancaman dan/atau kekerasan.
Sementara itu, Michael Banton, seorang sosiolog asal Inggris, membeberkan pengertian yang sedikit berbeda.
Menurutnya, integrasi sosial adalah suatu integrasi sebagai sebuah pola hubungan yang mengakui adanya suatu perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan suatu fungsi penting pada perbedaan dalam sebuah ras.
Syarat Integrasi Sosial
Kendati tampak terlihat sederhana, kenyataannya mempraktikkan integrasi sosial bukanlah perkara gampang.
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff, syarat keberhasilan suatu integrasi meliputi beberapa hal.
- Setiap anggota masyarakat merasa berhasil dan mampu saling mengisi kebutuhannya satu sama lain.
- Anggota masyarakat menciptakan kesepakatan tentang norma dan nilai sosial yang harus diimplementasikan atau diterapkan sebagai pedoman hidup masyarakat.
- Norma dan nilai sosial berlaku untuk waktu yang lama, sulit diubah dan akan diterapkan secara konsisten dan menyeluruh anggota masyarakat.
- Selalu menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan untuk keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
1. Integrasi Normatif
Bentuk integrasi yang satu ini bisa diartikan sebagai integrasi yang terjadi lantaran adanya norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Dalam hal ini, norma merupakan sesuatu yang mampu mempersatukan masyarakat.
Misalnya, bangsa Indonesia mengusung semboyan Bhineka Tunggal Ika yang mengandung makna berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Semboyan ini menunjukkan bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku, golongan, agama, dan bahasa tetapi tetap mengakui satu bangsa, bahasa, dan tanah air, yaitu Indonesia.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional muncul karena adanya fungsi-fungsi tertentu yang ada di dalam masyarakat.
Kemudian, integrasi tersebut dapat terjadi apabila kita mengedepankan fungsi tersebut yang berasal dari masing-masing anggota masyarakat.
Misalnya, Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam ras dan suku.
3. Integrasi Koersif
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
Terciptanya integrasi ini berawal dari cara penguasa yang koersif (kekerasan) dalam mengatur pemerintahan.
Contoh integrasi koersif adalah demonstran yang berhenti ketika polisi menembakkan gas air mata ke udara.
Faktor Pendorong Integrasi Sosial
1. Homogenitas Kelompok
Salah satu faktor yang dapat mendorong terjadinya integrasi sosial adalah tingkat kemajemukan.
Semakin majemuk dan heterogen suatu masyarakat, maka proses integrasi bakal semakin sulit tercapai.
Sementara itu, masyarakat yang homogen bakal lebih mudah mencapai suatu integrasi karena lebih mudah menciptakan integritas dalam waktu singkat.
2. Besar Kecilnya Kelompok
Jumlah anggota atau besar kecilnya kelompok dapat pula menjadi faktor kecepatan proses terbentuknya integrasi.
Semakin banyak anggota, maka akan semakin sulit mewujudkan dan mencapai suatu integrasi.
3. Mobilitas Geografis
Mobilitas geografis adalah suatu perubahan atau perpindahan penduduk di sebuah wilayah.
Anggota masyarakat baru di suatu wilayah akan mencoba menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang sudah berlaku di wilayah tersebut.
4. Efektivitas Komunikasi
Apabila antaranggota telah mempunyai sistem komunikasi yang efektif, maka suatu integrasi akan mudah dicapai.
Namun, jika suatu masyarakat tidak mempunyai sistem komunikasi yang efektif, maka bakal lebih sulit dalam mencapai suatu integrasi.
5. Sikap Toleransi dan Saling Membutuhkan
Faktor terakhir dalam integrasi sosial adalah sikap toleransi dan saling membutuhkan.
Dengan demikian, antaranggota masyarakat akan lebih mudah menerima perbedaan yang ada.
Tak hanya itu, kesadaran saling membutuhkan ini juga bisa mempercepat terbentuknya integrasi.
***
Semoga ulasannya bermanfaat, Property People.
Baca informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jangan lupa kunjungi 99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian idaman, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Salah satunya adalah Nuansa Alam Setiabudi Clove yang berada di Bandung.
Artikel ini bersumber dari www.99.co.