Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Ketua House of Representatives (HOR) atau DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengatakan pada Rabu (10/8/2022) lalu, AS tidak akan membiarkan China meningkatkan tekanan ke Taiwan dengan menggelar latihan militer selama berhari-hari selepas kunjungannya ke Taiwan pekan lalu.
Pernyataan tersebut keluar saat Pelosi mengadakan konferensi pers dengan empat anggota DPR Demokrat yang menemaninya melakukan tur perjalanan ke Asia pada awal bulan ini.
“Apa yang kami lihat dengan China adalah bahwa mereka mencoba membangun semacam normal baru. Dan kami tidak bisa membiarkan itu terjadi,” kata Nancy Pelosi dalam konferensi persnya, yang dikutip dari Reuters.
Baca juga: Menlu Taiwan: China Latihan Militer untuk Persiapan Invasi, Nancy Pelosi Hanya Alasan
China mengatakan pada Rabu (10/8/2022) kemarin telah menyelesaikan berbagai aktivitas di sekitar Taiwan, namun akan melanjutkan patroli rutin yang menandakan berakhirnya latihan perang yang berlangsung selama berhari-hari.
Beijing telah memperpanjang latihan militernya di sekitar Taiwan, yang awalnya dijadwalkan berlangsung selama empat hari dari tanggal 4 sampai 7 Agustus, sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi ke Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.
Nancy Pelosi dikenal sering memberikan kritik kepada China selama beberapa dekade, dan berada di urutan kedua dalam garis suksesi kepresidenan AS. Pelosi menegaskan AS tidak akan membiarkan China mengisolasi Taiwan.
“Kami pergi ke sana untuk memuji Taiwan. Kami pergi ke sana untuk menunjukkan persahabatan kami, untuk mengatakan China tidak bisa mengisolasi Taiwan,” ujar Pelosi.
Saat ditanya bagaimana pendapatnya atas pernyataan China yang akan menjatuhkan sanksi kepadanya dan keluarga dekatnya, Pelosi menjawab dia tidak peduli dengan hal itu.
“Siapa peduli? itu insidental bagi saya, tidak ada relevansinya sama sekali,” kata Ketua DPR AS ini sembari tertawa.
Pelosi mendarat di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam setelah meninggalkan Malaysia. Kunjungan Pelosi ke Taiwan menjadikannya pejabat tertinggi AS yang mengunjungi Taiwan dalam 25 tahun terakhir, menimbulkan kemarahan China yang menyebut langkah tersebut sebagai bentuk pelanggaran AS terhadap Kebijakan Satu Tiongkok atau One-China Policy.
Baca juga: Pejabat Keamanan Taiwan Bujuk Foxconn Lepas Saham di Tsinghua Unigroup
Sementara saat kunjungannya ke Taiwan, Pelosi mengatakan dia berusaha untuk mendukung perdamaian global dan kolaborasi ekonomi lebih lanjut dengan Taiwan.
“Kisah Taiwan adalah inspirasi bagi orang-orang yang mencintai kebebasan di AS dan di seluruh dunia. Dari berbagai tantangan, Anda telah membentuk demokrasi yang berkembang, salah satu yang paling bebas di dunia yang dipimpin oleh seorang presiden wanita,” ujar wanita pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR AS ini.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.