Legislator PKB Harap Pemilu dan Pilkada 2024 Tak Dirusak Dengan Politik Agama

Legislator PKB Harap Pemilu dan Pilkada 2024 Tak Dirusak Dengan Politik Agama

Legislator PKB Harap Pemilu dan Pilkada 2024 Tak Dirusak Dengan Politik Agama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI, KH Maman Imanulhaq berharap tahun politik mendatang dihelat dengan tenang, aman, dan damai.

Diharapkan tak ada polarisasi yang begitu kentara seperti Pilpres 2019, apalagi seperti Pilkada DKI 2017 lalu.

Politisi PKB ini meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk ikut turun tangan, meneduhkan iklim politik yang biasanya panas, bahkan dibubuhi oleh provokasi mengatasnamakan agama.

“Jangan sampai Pemilu dan Pilkada tahun 2024 mendatang dirusak dengan politik agama yang menggunakan keterbelahan umat untuk memastikan kemenangan politik,” kata Kiai Maman ditemui wartawan usai Milad ke-47 MUI di Golden Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, seperti dikutip Tribunnews.com dari keterangannya, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Bawaslu Paparkan Potensi Terganggunya Kamtibmas dalam Pemilu Serentak 2024

Belakangan, bahkan muncul ide meniadakan pesta demokrasi bila cuma merusak persatuan bangsa.

Menurutnya diksi itu hanya ingin menegaskan integrasi bangsa adalah harga yang tak bisa ditawar-tawar.

Untuk itu, imbuh Kiai Maman, MUI dengan kewenangan yang ia punya, memiliki sarana yang tepat untuk ikut memastikan jalannya pemilihan umum maupun presiden yang tenang dan damai.

Selain itu, Pengasuh Ponpes Al Mizan itu pun berharap para politisi urung memainkan politik SARA, apalagi menggunakan ayat-ayat suci untuk mengkampanyekan para jagoannya.

“Kita telah melewati Pilpres dan Pilkada yang keras, hasilnya polarisasi di masyarakat meruncing yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.”

“Jangan sampai pemilu mendatang dinodai kembali dengan politisasi SARA yang ujungnya mengarah pada kerusakan tatanan sosial masyarakat,” imbuh Kiai Maman.

Baca juga: PKS Bicara Upaya Perbaiki Bangsa Lewat Uji Materi Presidential Threshold 20 Persen UU Pemilu

Untuk diketahui, acara puncak milad MUI jnj diawali dengan istighatsah, berdoa untuk bangsa.

Usai istighatsah kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari pimpinan MUI dan amanah dari wapres.

Selain wapres, hadir pula sejumlah pejabat negara seperti para menteri dan gubernur Bank Indonesia.

Sejumlah duta besar dari negara sahabat, seperti dari Arab Saudi, Mesir, dan Palestina.

Sementara sebagai peserta yakni pimpinan MUI, pimpinan lembaga MUI, pondok pesantren dan perguruan tinggi terpilih, undangan khusus seperti DMI, imam besar Istiqlal, dan pimpinan ormas Islam yang bernaung di MUI. (*)


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *