Warga Sipil – Anggota Komisi IX DPR RINurhayati Effendi mengatakan kaum pria mempunyai andil besar dalam upaya percepatan penurunan stuntingdan penerapan pola hidup sehat dalam keluarga.
“Salah satu upaya penurunan stunting ini adalah hidup sehat dalam keluarga. Ini bisa diciptakan kaum pria, khususnya bapak-bapak,” kata Nurhayatimelalui sambungan telepon yang diterima di Karawang, Senin.
Ia menyampaikan salah satu peran yang bisa dilakukan kaum pria untuk mendukung terciptanya pola hidup sehat dalam keluarga ialah dengan tidak merokok di dalam rumah.
“Kita melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat memahami bahaya stunting dan berperan aktif mencegah stunting,” katanya.
Kepada bapak-bapak, kata dia, diharapkan tidak menjadi pemicu stunting dari kebiasaan merokok.
“Jadi sangat penting untuk tidak merokok di dalam ruangan, terutama yang ada anak-anak dan ibu hamil,” kata NurhayatiEffendi.
Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten dan Kota Tasikmalaya serta Kabupaten Garut ini mengingatkan pentingnya bagi semua kalangan untuk banyak belajar, khususnya terkait dengan pencegahan stunting.
Ia berharap kaum pria untuk sama-sama menjaga hidup sehat, keluarga sehat, dan lingkungan sehat, serta tersedianya sanitasi baik, guna menghindari risiko stunting.
“Pemerintah kini tengah fokus menekan penyebaran stunting, dengan target menurunkan hingga di angka 14 persen pada 2024. Saat ini masih di atas 20 persen. Sebegitu serius langkah mendorong penurunan stunting ini, sebab jika tidak bisa membuat Indonesia lost generation. Upaya mencegah ini tak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah, melainkan harus bersama-sama,” kata Nurhayati.
Sementara itu pada Minggu (13/8) Nurhayati bersama Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa BaratFazar Supriadi, melakukan pembinaan keluarga berisiko stunting di Tasikmalaya.
Pada kesempatan itu Kepala Perwakilan BKKBN JabarFazar Supriadimenekankan tentang pentingnya mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia saat ini.
Hal tersebut disampaikan, kata dia,karena saat ini Indonesia masuk kelompok negara yang warganya masih dalam deret kualitas SDM rendah. Hasil satu survei, IQ teranyar dari 199 negara disurvei, Indonesia di posisi ke-130.
Menurutnya, negara-negara maju sudah mempersiapkan generasinya sebaik mungkin. Jadi Indonesia pun perlu seperti itu.