Cerita Soeharto yang berani menangkap 15 menteri loyalis Soekarno sempat menjadi buah bibir. Apa yang menjadi alasan di balik penangkapan tersebut? Yuk, baca informasinya di sini!
Sahabat 99, penangkapan sejumlah menteri loyalis Soekarno sebagaimana perintah dari Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto terjadi pada 18 Maret 1966.
Adapun alasan Soeharto menangkap 15 menteri loyalis Soekarno ini karena para petinggi tersebut dianggap berhaluan kiri atau pro-komunis.
Lantas, seperti apa kronologi penangkapannya?
Melansir kompas.com, ini dia kisahnya!
Kronologi Penangkapan Para Menteri
Kronologi penangkapan 15 menteri loyalis Soekarno berawal dari adanya Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar pada 11 Maret 1966.
Terbitnya Supersemar ini didorong oleh adanya peristiwa G30S/PKI pada 1 Oktober 1965.
Masih menurut sumber yang sama, kala itu tentara menuding bahwa pelaku di balik peristiwa mengenaskan tersebut adalah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kemudian, pada Oktober 1965, mahasiswa melakukan protes keras dan membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) kepada Soekarno lantaran dianggap tidak mengambil sikap dalam persitiwa G30S.
Puncaknya, pada 11 Maret 1966, mahasiswa kembali melakukan demonstrasi besar-besaran.
Kondisi kacau ini pun membuat Soeharto yang kala itu menjadi Panglima Angkatan Darat meminta Soekarno untuk segera memberi surat perintah guna mengatasi kekacauan.
Tidak berlangsung lama, presiden pertama Indonesia itu pun menyetujui permintaan Soeharto dengan menandatangani surat yang disebut Surat Perintah Sebelas Maret.
Nah, dari sini kemudian Soeharto menjadikan perintah tersebut untuk membubarkan PKI.
Keputusan ini termaktub dalam Surat Keputusan Nomor 1/3/1966 yang diperkuat dengan Ketetapan MPRS Nomor XXV/1966.
Bahkan, Soeharto juga mengajukan daftar nama pejabat tinggi yang diduga pro komunis kepada Soekarno dengan tujuan segera ditangkap.
Dasar Penangkapan 15 Menteri yang Dianggap Pro-Komunis
Soeharto menempatkan ke-15 menteri yang diduga pro PKI ke dalam 3 kategori yang menjadi dasar penangkapan:
- Mereka yang berhubungan dengan PKI atau G30S
- Mereka yang kejujurannya dalam membantu presiden diragukan
- Mereka yang hidup amoral dan asosial dengan hidup mewah di atas penderitaan rakyat
Akan tetapi, kala itu Soekarno bergeming dan justru menyampaikan maklumat lewat radio dan televisi.
Isi dari maklumat itu menegaskan bahwa pencopotan atau penunjukan menteri sepenuhnya berada di bawah kuasanya.
Pada akhirnya, karena daftar nama menteri yang dibuat Soeharto telah tersebar, maka ia pun mengeluarkan surat perintah penangkapan 15 menteri.
15 Menteri Loyalis Soekarno yang Ditangkap
- Menteri Urusan Bank Sentral: Jusuf Muda Dalam
- Menteri Pengairan Rakyat: Ir. Surachman
- Menteri Negara: Oei Tjoet Tat
- Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan: Sumardjo
- Menteri Urusan Listrik dan Ketenagaan: Ir. Setiadi Reskoprodjo
- Wakil Perdana Menteri III: Chaerul Saleh
- Wakil Perdana Menteri I: dr. Soebandrio
- Menteri Pertambangan: Armunanto
- Menteri Perburuhan: Soetomo Martopradoto
- Menteri Kehakiman: Astrawinata S.H
- Menteri Penerangan: Mayor Jenderal TNI Achmadi
- Menteri Transmigrasi dan Koperasi: Drs. Achadi
- Menteri dan Kepala Daerah DKI: Mayjen TNI Dr. Soemarno Sosroatmodjo
- Menteri/Sekjen Front Nasional: JK Tumakaka
- Manteri Khusus urusan Pengamanan: Letkol Imam Sjafei
Tidak lama setelah para menteri tersebut ditangkap, Soekarno memutuskan untuk menanggalkan jabatannya sebagai Presiden pada 20 Februari 1967.
***
Itulah kisah Soeharto yang berani menangkap 15 menteri loyalis Soekarno, Sahabat 99.
Semoga ulasannya bermanfaat, ya.
Baca informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah aman dan nyaman seperti Jakarta Garden City?
Yuk, kunjungi 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Artikel ini bersumber dari www.99.co.