Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Harga minyak mentah berjangka jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di pasar Asia terpantau turun dari sesi sebelumnya, Senin (1/8/2022).
Pelemahan ini terjadi sebagai imbas atas turunnya prospek permintaan minyak mentah dari para investor di China seiring dengan memanasnya hubungan China dengan Amerika Serikat.
Memanasnya hubungan diplomasi China-AS dipicu oleh rencana Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi mengadakan tur ke sejumlah negara di Asia seperti Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang pada pekan ini.
Meski tidak menyebutkan kemungkinan kunjungan ke Taiwan, namun rencana tur Nancy Pelosi ke Asia telah mamatik amarah Pemerintah China.
Situasi tersebut membuat para investor manufaktur di China mulai mengurangi produksinya dan berdampak pada menurunnya permintaan produksi minyak hingga harganya ambles ke level rendah.
Baca juga: Kunjungan Nancy Pelosi ke Asia Naik Kapal Induk Bikin Marah China
Indeks pembelian manufaktur (PMI) Caixin/Markit turun menjadi 50,4 dari sebelumnya dipatok di angka 51,7.
“PMI manufaktur China yang mengecewakan adalah faktor utama yang menekan harga minyak hari ini,” kata analis CMC Markets Tina Teng.
Selain karena alasan tersebut, anjloknya harga minyak di Asia akibat pengetatan pasar yang dilakukan investor akibat penguncian wilayah di China serta isu pengurangan pasokan minyak OPEC di minggu ini.
Baca juga: Jelang Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Asia, China Gelar Latihan Militer di Selat Taiwan
Tekanan inilah yang membuat harga minyak Asia ambles pada awal Agustus.
Mengutip dari Reuters harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,19 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi 102,78 dolar AS per barel pada perdagangan Senin 0212 GMT (1/8/2022).
Penurunan serupa juga terjadi pada minyak mentah West Texas Intermediate AS yang terpantau ambles 1,43 dolar AS, atau 1,5 persen menjadi 97,19 dolar AS per barel.
Baca juga: Sempat Diancam China, Nancy Pelosi Tak Menyebutkan Taiwan dalam Rencana Perjalanan ke Asia
Penurunan harga Brent dan WTI di penutupan pasar bulan Juli telah membuat penjualan minyak merugi selama dua bulan berturut-turut.
Angka ini melenceng jauh apabila dibandingkan dengan prediksi awal investor, dimana harga rata-rata Brent 2022 awalnya dipatok sekitar 105,75 dolar AS per barel. Sementara untuk WTI dibandrol 101,28 dolar AS per barel.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.