Rabu, 14 September 2022 – 16:42 WIB
Hasto Kristiyanto menjadi pembicara dalam FGD yang dilaksanakan oleh Bidang Kerja Sama dan Pemasaran Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dengan tema ‘Analisis Geopolitik, Geoteknologi, dan Geoekonomi Kerja Sama Industri Pertahanan Dalam Negeri dengan Industri Pertahanan Luar Negeri’ yang dilakukan secara daring, Rabu (14/9). Foto: DPP PDIP
jpnn.com, JAKARTA – Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menilai pemikiran geopolitik Bung Karno bisa menjadi alat untuk menyelesaikan masalah global yang kini semakin tegang.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam FGD yang dilaksanakan oleh Bidang Kerja Sama dan Pemasaran Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dengan tema ‘Analisis Geopolitik, Geoteknologi, dan Geoekonomi Kerja Sama Industri Pertahanan Dalam Negeri dengan Industri Pertahanan Luar Negeri’ yang dilakukan secara daring, Rabu (14/9).
Alumnus Teknik Kimia UGM itu menerangkan Bung Karno menggunakan Pancasila untuk membangun tata dunia baru. Bung Karno menganggap dunia akan damai apabila bebas dari imprealisme dan kolonialisme, serta pentingnya menggalang solidaritas antarbangsa guna mewujudkan struktur dunia yang demokratis, sederajat, berkeadilan.
Menurut dia, inilah yang menjadi roh di dalam membangun kekuatan pertahanan negara dan menjadi pemikiran para pendiri bangsa termasuk Bung Karno. Bahwa bagaimana Indonesia baru merdeka dapat berperan aktif dalam membangun perdamaian dunia di tengah konstelasi perang dingin.
Menurut Hasto, reinkarnasi perang dingin itu terjadi saat ini.
“Kalau kami melihat ketegangan di Timur Tengah, kekuatan blok Iran, blok Arab Saudi dengan kekuatan yang ada di belakangnya, pada dasarnya suatu kekuatan diametral yang tidak terlepas terhadap konstelasi saat itu. Demikian pula apa yang terjadi di Laut Tiongkok Selatan saat ini,” jelas Hasto.
Dia menegaskan pemikiran geopolitik Soekarno merupakan bagian dari upaya membangun kekuatan pertahanan negara yang bersifat outward looking (melihat ke luar).
Dalam kepentingan nasional Indonesia, pertahanan negara memang ditujukan untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, keselamatan bangsa dan negara, serta ketertiban dunia.
Pemikiran geopolitik Soekarno merupakan bagian dari upaya membangun kekuatan pertahanan negara yang bersifat outward looking (melihat ke luar).
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
Artikel ini bersumber dari www.jpnn.com.