TRIBUNNEWS.COM – Gempa bumi berkekuatan M 6,1 SR mengguncang wilayah Mentawai, Sumatera Barat, pada Minggu (11/9/2022) pagi ini.
Sistem Seismograf milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 06.10 WIB, dengan kedalaman 10 km.
“Info Gempa Mag:6.1, 11-Sep-22 06:10:43 WIB, Lok:1.18 LS,98.53 BT (147 km BaratLaut KEP-MENTAWAI-SUMBAR), Kedalman:10 Km ::BMKG,” tulis BMKG dalam Instagram @infobmkg.
Baca juga: Berita Foto : Porak-poranda Sichuan Dilanda Gempa Berkekuatan Magnitudo 6,6
Namun, BMKG kemudian meng-update parameter kekuatan gempa itu menjadi M 6,2 SR dengan kedalaman 27 km.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,2,” kata Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan persnya.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 1,18° LS ; 98,53° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Siberut Barat, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada kedalaman 27 km.
Gempa bumi itu dirasakan hingga daerah Padang, Padang Panjang, Painan, Pasaman Barat.
Menurut BMKG, fengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona Megathrust Mentawai-Siberut.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” terang Daryono.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Gempa di China Bertambah Jadi 65 Orang
Menurut hasil pemodelannya, gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Monitoring BMKG hingga pukul 07.10 WIB, menunjukkan adanya satu kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo M5,3.
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu juga diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah,” jelas Daryono.
(Tribunnews.com/Tio)
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.