Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS,COM, TEHERAN – Melonjaknya ekspor minyak mentah Rusia imbas meningkatnya permintaan China, membuat produser minyak Iran harus putar otak untuk meningkatkan jumlah penjualannya yang menurun dengan memangkas harga minyaknya agar dapat kompetitif melawan Rusia di pasar China.
“Satu-satunya persaingan antara barel Iran dan Rusia mungkin berakhir di China, yang akan sepenuhnya menguntungkan Beijing,” kata Vandana Hari, pendiri Vanda Insights konsultan energi asal Singapura.
Melansir dari Bloomberg impor minyak mentah China dari Rusia mengalami lonjakan hingga 55 persen menuju level rekor tertinggi pada Mei 2022, lonjakan ini terjadi setelah perusahaan penyulingan minyak Moscow memberikan harga diskon besar-besaran di tengah memanasnya sanksi ekonomi Barat terhadap Rusia.
Baca juga: Pasukan Rusia Kuasai Lysychansk dan Klaim Pegang Kendali Penuh atas Wilayah Luhansk
Diskon ini awalnya diberikan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meningkatkan pendapatan negaranya akibat beberapa konsumen Eropa mengembargo pasokan energi Rusia, namun berkat diskon ini Rusia berhasil menarik hati para importir China.
Bahkan Rusia berhasil menjadi pemasok utama minyak mentah bagi China, hingga membuat produksi minyak Rusia menyalip penjualan para produsen OPEC. Dimana tiap harinya Rusia mengekspor sekitar 1,98 juta barel. Jumlah ini kian naik menjadi 1,59 juta barel per hari pada April lalu.
Baca juga: Ukraina Tarik Pasukan dari Lysychansk setelah Rusia Klaim Kemenangan, Zelensky Ungkap Taktik Baru
Kondisi inilah yang membuat posisi Iran bergeser, hingga jumlah ekspor Iran ke China menyusut menjadi 7 persen. Jumlah ini terpaut jauh apabila dibandingkan jumlah impor tahun lalu, mengingat sebelumnya Iran sendiri adalah eksportir minyak mentah terbesar di pasar China.
Untuk meningkatkan kembali produksi ekspor minyaknya pada pasar China, Iran diketahui telah memberikan potongan harga hingga membuat harga minyak mentah di banderol 10 dolar AS per barel. Dengan cara ini diharap produksi minyak Iran bisa kembali meningkat seperti biasanya.
Sayangnya persaingan ketat antar para produsen minyak Rusia dan Iran telah membuat pasokan minyak mentah asal Afrika mengalami kerugian yang mendalam. Meski nantinya Afrika menyusul langkah Rusia dan Iran untuk menurunkan harga ekspor, namun karena jarak antara Afrika dan China yang jauh membuat pengiriman minyak tersebut memakan banyak biaya.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.