16 September 2022 08:40 WIB
PM Armenia mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta CSTO untuk memberikan dukungan militer kepada negaranya, setelah kembali bentrok dengan Azerbaijan di wilayah perbatasan
JAKARTA, JITUNEWS.COM – Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan bahwa pihaknya sudah secara resmi meminta bantuan militer dari aliansi pertahanan pimpinan Rusia, CSTO. Permintaan tersebut diajukan setelah pasukan Armenia kembali terlibat kontak senjata dengan pasukan Azerbaijan di wilayah perbatasan kedua negara.
Pashinyan mengklaim bahwa pasukan Azerbaijan merebut beberapa wilayah Armenia sebagai akibat dari pertempuran tersebut. Dia juga mengatakan bahwa Yerevan berhak mendapat bantuan militer dari CSTO mengingat pihaknya juga merupakan anggota aliansi.
“Kami telah meminta bantuan, termasuk (bantuan) militer, dalam memulihkan integritas wilayah Armenia dan memastikan penarikan Angkatan Bersenjata Azerbaijan,” kata Pashinyan, dikutip RT.com.
Jubir Vladimir Putin: Eropa Bukan Satu-satunya Konsumen Gas Alam Rusia
Sebelumnya pada hari Rabu, CSTO mengumumkan akan mengirim misi ke Armenia untuk menilai situasi di lapangan. Delegasi tersebut dipimpin oleh Sekretaris Jenderal CSTO Stanislav Zas dari Belarusia dan termasuk Jenderal Rusia Anatoly Sidorov, kepala staf gabungan blok tersebut.
Ketegangan antara Baku dan Yerevan meningkat minggu ini ketika kedua pasukan terlibat dalam bentrokan di perbatasan, yang mengakibatkan puluhan kematian di kedua belah pihak. Azerbaijan sebelumnya menuduh Armenia melakukan “provokasi” skala besar di perbatasan dengan menghasut tindak kekerasan – sesuatu yang dibantah oleh Yerevan.
Selama beberapa dekade, kedua negara berulang kali terlibat perselisihan dan pertempuran, khususnya dalam memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh. Secara de jure, daerah tersebut merupakan bagian dari Azerbaijan tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia, yang berusaha untuk memproklamasikan kemerdekaan dari Azerbaijan pada tahun 1990-an dengan dukungan dari Yerevan.
Pada tahun 2020, kedua negara kembali terlibat pertempuran selama 44 hari atas Nagorno-Karabakh, yang membuat Azerbaijan memperoleh beberapa keuntungan tetapi akhirnya berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Moskow.
Presiden Venezuela Desak OPEC Tetapkan Harga Minyak Dunia di Level $100 per Barel
Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.