Bisnis  

ASEAN, AS miliki kepentingan jaga Indo-Pasifik tetap terbuka dan bebas

Warga Sipil – Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani berpendapat bahwa ASEAN dan AS memiliki kepentingan untuk menjaga kawasan Indo-Pasifik tetap terbuka dan bebas.

“Kami (ASEAN dan AS) berbagi kepentingan untuk menjaga agar Indo-Pasifik tetap terbuka dan bebas,” kata Abdul dalam acara “US Indo-Pacific Strategy and Southeast Asia Conference” yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Abdul melanjutkan, Indo-Pasifik sebagai tempat publik global harus terbuka dan inklusif untuk semua negara, mengartikan bahwa tidak hanya jangan ada negara yang tertinggal, tetapi juga terbuka untuk beragam gagasan.

“Jadi kami semua terbuka untuk semua ide dan bagaimana menerapkan strategi ini,” ujar Abdul.

Selain itu, Abdulmengatakan bahwa ASEAN dan AS juga perlu meningkatkan kerja sama yang konkrit, menambahkan bahwa ASEAN menawarkan kerangka kerja dengan ASEAN sebagai sentral untuk mengelola persaingan antara negara kekuatan besar.

“Melalui Pandangan ASEAN (ASEAN Outlook), ASEAN mencoba menawarkan kerangka kerja untuk mengelola persaingan strategi tersebut dengan ASEAN mengambil peran sentral,” jelas Abdul.

Dia menyebutkan pula, saat ini ASEAN dan AS memiliki hubungan kerja sama ekonomi dan ingin memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembangunan berkelanjutan.

Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (ASEAN Outlook on Indo-Pacific/AOIP) merupakan penegasan posisi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam peranannya untuk menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik, yang diperkenalkan pada KTT ASEAN 2019.

AOIP mengedepankan pendekatan dialog dan kerja sama yang terbuka dan inklusif di bidang yang menjadi prioritas ASEAN, yaitu maritim, ekonomi, konektivitas, dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

AOIP adalah tanggapan terhadap kehadiran Quadrilateral Security Dialogue (QSD) di kawasan Indo-Pasifik.

Fenomena pembentukan dan transformasi kerja sama QSD dalam dinamika kawasan Indo-Pasifik menimbulkan berbagai reaksi dan asumsi dari berbagai negara di kawasan Indo-Pasifik khususnya di Asia Tenggara.

ASEAN terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar.

Pada KTT ASEAN 2022, Timor-Leste diterima secara prinsip sebagai negara anggota ke-11 ASEAN.