Profil Sarah Ashton-Cirillo, Jurnalis Transgender Amerika Serikat yang Kini Jadi Jubir Militer Ukraina

Profil Sarah Ashton-Cirillo, Jurnalis Transgender Amerika Serikat yang Kini Jadi Jubir Militer Ukraina

Profil Sarah Ashton-Cirillo, Jurnalis Transgender Amerika Serikat yang Kini Jadi Jubir Militer Ukraina

Warga Sipil – Jubir militer Ukraina, Sarah Ashton-Cirillo belum lama ini menuai kritikan publik usai menyebut tentara pasukan Rusia di bawah kendali Vladimir Putin, tidak layak disebut sebagai manusia.

Pernyataan tersebut ia uraikan setelah invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022, menjadikan negara tersebut bersikap ‘tirani dan diktator’.

Lalu, siapakah sesungguhnya Sarah Ashotn-Cirillo ini?

ADVERTISEMENT

Sarah Ashton-Cirillo, yang awalnya bernama Sarah Cirillo adalah jurnalis Amerika Serikat. Saat invasi Rusia berlangsung, ia diketahui mendaftar sebagai tenaga medis tempur di Angkatan Bersenjata Ukraina.

Pada 2015, sebelum perubahan jenis kelaminnya dari pria menjadi wanita, ia sempat pergi ke kamp pengungsi Suriah di Turki untuk melaporkan krisis kemanusiaan.

Selanjutnya, transgender ini bekerja sebagai wartawan perang untuk USA Today dalam konflik Rusia dan Ukraina.

Pada 2020 hingga 2021, ia juga aktif dalam politik praktis di Nevada, AS, dengan menjadi juru kampanye untuk Dewan Kota Las Vegas.

Mulai Maret 2022, wanita transgender kelahiran North Nevada, AS, 9 Juli 1977 tersebut, mulai melaporkan invasi Rusia ke Ukraina. Ia menulis beritanya itu dari wilayah Kharkiv, Ukraina, salah satu wilayah di garis depan perang.

Tulisan-tulisan beritanya lebih berfokus pada kehidupan LGBT di sejumlah wilayah yang terdampak perang. Sebagai seorang wanita transgender, ia diyakini menjadi jurnalis perang transgender pertama yang terjun dan meliput perang Rusia dan Ukraina.

Saat di Kharkiv, Sarah bekerja dengan militer dan polisi Ukraina, dia juga pernah diangkat oleh Wali Kota Zolochiv, sebagai perwakilan guna memperjuanglan kelompok bantuan kemanusiaan.

Setelah menyaksikan dan melaporkan serangan misil Kyiv pada Oktober 2022, ia mengundurkan diri Kelompok Internasional LGBT (LGBT Nation) untuk sepenuhnya menjadi tenaga medis tempur di Batalion Noman Ukraina, sebuah unit di wilayah Krimea.

Pada Februari 2023, dia terluka cukup parah akibat pengeboman oleh militer Rusia saat bertugas di garis depan di Donbas dengan batalion 209 dari Brigade Pertahanan Kharkiv.

Pada awal Agustus 2023, ia diangkat jadi juru bicara militer Ukraina. Penunjukan tersebut banyak mendapat sorotan. Pasalnya, ia menjadi jubir militer pertama yang berasal dari negara asing serta sosok yang dikenal sebagai wanita transgender.

Selain itu, pengumuman penunjukan, transgender yang memiliki satu orang anak ini juga menuai pujian dari Kementerian Pertahanan serta Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Mailer.

Hingga tulisan ini diturunkan, Sarah Ashton-Cirillo sudah tinggal di Ukraina selama 522 hari dalam berbagai tugas jurnalis, sipil, dan militer.***