Warga Sipil – Putri Indonesia asal Jambi Sindy Novela mengikuti dan memimpin acara seminar kebudayaan Ekspedisi Batanghariyang berlangsung di Dusun Bahagis, Desa Tungkal 1, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi.
Dalam taklimat media di Jambi, Kamis, disebutkan tim Ekspedisi Batanghari yang diikuti Sindy ke Kabupaten Tanjungjabung Barat itu pada Rabu (9/8) disambut Wakil Bupati (Wabup) Tanjung Jabung Barat dan Kadispora setempat dalam rangkaian menggelar seminar kebudayaan di sana.
Selain kegiatan seminar dengan tema “Kebudayaan dan Lingkungan” itu juga digelar workshop pengolahan sampah.
Pada kegiatan itu dihadirkan sebagai pembicara adalah Dr Tedjo Sukmono, ahli perikanan dan budi daya sertaNurhasanah Ketua kelompok Batik Taman Sari.
.
TedjoSukmono menjelaskan tentang fungsi mangrove bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat. Disampaikan pula tentang kearifan lokal yang perlu dijaga dan ditingkatkan untuk tetap melestarikan kawasan mangroge.
Sedangkan pembicara lainnya Nurhasanah mengatakan meskipun di tengah keterbatasan, motif-motif batik Taman Sari terus bertambah. Mereka memanfaatkan bahan bekas untuk alat cap batiknya, salah satunya adalah bahan bekas kaleng susu bayi.
Motif batik yang dibuat mencerminkan kehidupan masyarakat Dusun Bahagia yang hidup di kawasan mangrove, beberapa diantaranya berbentuk pohon bakau, kepiting, udang, dan siput.
Nurhasanah juga secara langsung memberikan kain batik hasil karya kelompok Batik Taman Sari kepada Sindy untuk dipromosikan lebih luas baik secara nasional dan internasional agar batik bisa lebih dikenal di mata dunia.
Sebelumnya,Sindy Novela merupakan Puteri Indonesia asal Jambi 2023 sekaligus aktivis lingkungan itu juga fokus pada advokasi pelestarian dan pemulihan sungai turut hadir pada acara secara resmi malam pembukaan Ekspedisi Batanghari di Kabupaten Tanjungjabung Barat.
Iamengatakan kegiatan ini bukan hanya seremonial semata, melainkan bentuk nyata bagi advokasi lingkungan berkelanjutan dan pengingat bagi seluruh pihak yang terkait khususnya masyarakat Jambi, bahwa Sungai Batanghari merupakan ‘kehidupan’ rakyat Jambi warisan leluhur.
Semenjak kampanye kehidupan darat dan ekspansi perkebunan sawit era Orde Baru, rakyat Jambi mulai acuh tidak acuh pada Sungai Batanghari yang akibatnya terjadi kerusakanekosistem sungai berdampak langsung pada kehidupan dan kebudayaannya sendiri.
Karena itu, perlu dilakukan kampanye Ekspedisi Batanghariitu, demikian SindyNovela.
.