Warga Sipil – Pamerandagang Indonesian Trade and Tourism Promotion (ITTP) yang digelar KBRIPhnom Penhpada 4-6 Agustus di Diamond Island Convention and Exhibitiondi Kamboja menghasilkan transaksi potensial hingga satu juta dolar Amerika Serikat (sekitar Rp15,2 miliar).
Terdapat tiga kesepakatan dagang yang ditandatangani pada ITTP 2023 di Kamboja itu, dengan total transaksi potensial dari produk minyak goreng, perabot, farmasi, makanan olahan dan paket perjalanan wisata mencapai lebih dari Rp15,2 miliar, menurut keterangan tertulis dari KBRI Phnom Penh di Jakarta, Selasa.
MenurutKBRI PhnomPenh, dua kesepakatan di antaranya dilakukan oleh BUMN, yakni PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dengan Ung Kheang Group dan PT. Kimia Farma dengan K-1000 Trading Co. Ltd. Satu kesepakatan lainnya adalah kesepakatan antara PT. Wahyu Bunga Nuswantara dengan TrueHome Co., Ltd.
ITTP adalah acara promosi terpadu yang secara rutin diselenggarakan KBRI Phnom Penh sejak 2006 untuk mempromosikan Indonesia di berbagai sektor, tidak hanya perdagangan dan pariwisata, namun juga pendidikan, seni, budaya serta kuliner.
ITTP 2023 yang mengusung tema “Strengthening Cooperation Through Collaboration” adalah ITTP ke-14 yang diselenggarakan KBRI di Kamboja, dan kegiatan tersebut sempat terhenti selama tiga tahun akibat pandemi COVID-19.
Penyelenggaraan ITTP diharapkan dapat membantu upaya pemulihan ekonomi nasional dengan mendorong ekspor produk Indonesia dan kunjungan wisatawan Kamboja ke Indonesia.
ITTP 2023 diikuti 19 peserta dari Indonesia, termasuk dua BUMN, yaitu PT PPI dan Bio Farma Group.
Pelaksanaan ITTPdi Kamboja tahun ini turut dihadiri dan didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Perdagangan RI.
Pembukaan ITTP 2023 dihadiri oleh Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) RI di Phnom Penh Lauti Nia Astri, Minister Delegates Attached to the Prime Minister and Secretary of State Kementerian Perdagangan Kamboja, Chhuon Dara dan Secretary of State Kementerian Pariwisata Kamboja Thong Rathasak.
Kamboja adalah negara anggota ASEAN dengan penduduk tidak relatif besar, hanya sekitar 17,3 juta jiwa. Namun demikian, Kamboja adalah pasar alternatif potensial bagi produk Indonesia, kata KBRI PhnomPenh.