Warga Sipil – Korea Selatan pada Selasa mulai mengungsikan ribuan remaja peserta Jambore Pramuka Dunia dari tempat perkemahan mereka di barat daya negara itu, ke daerah yang lebih aman, khususnya di sekitar ibu kota Seoul, untuk mengantisipasi topan yang tengah mendekat.
Evakuasi ini menjadi pukulan untuk kesekian kalinya bagi jambore yang akan berlangsung selama 10 hari itu, setelah ratusan orang jatuh sakit akibat gelombang panas yang dikeluhkan orang tua peserta sehingga membuat kontingen pramuka AS dan Inggris menarik diri dari keikutsertaan dalam jambore itu.
“Ini untuk pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun Jambore Pramuka Dunia, kami harus menghadapi tantangan yang begitu kompleks,” kata Ahmad Alhendawi, Sekretaris Jenderal Organisasi Gerakan Pramuka Dunia.
Sekitar 1.000 bus dikerahkan untuk memindahkan 36.000 pramuka yang tersisa yang berada di perkemahan untuk lebih dari 150 negara itu.
Menurut prakiraan cuaca, topan Khanun yang sudah membuat Jepang selatan dalam malapetaka, diperkirakan akan menyapu wilayah selatan Korea Selatan pada Kamis (10/8) depan sebelum naik ke semenanjung.
Delapan kota dan provinsi, termasuk Seoul dan Provinsi Gyeonggi, akan menjadi tempat jambore pramuka selama sisa masa tinggal mereka di Korea Selatan. 4.000 peserta lainnya akan tetap berada di Provinsi Jeolla Utara di mana perkemahan itu berada, lapor kantor berita Yonhap.
Panitia acara ini menjelaskan sebagian besar peserta akan memiliki ruangnya sendiri atau berbagi dengan satu orang lainnya.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol pada Senin memerintahkan tim tanggap darurat agar menerapkan rencana terbaru tanpa ada cela.
Jambore ini berlangsung sampai 12 Agustus. Menteri Kesetaraan Gender Kim Hyun-sook, yang kementeriannya menangani jambore ini, menegaskan bahwa jambore akan jalan terus, bersama program-program alternatif dan sebuah acara K-pop.
Sumber: Reuters