Warga Sipil – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat menyatakan setiap campur tangan dari kekuatan non kawasan, seperti Amerika Serikat, mustahil bisa memperbaiki situasi di Niger yang mengalami kudeta militer.
Pernyataan Peskov itu disampaikan untuk menjawab pertanyaan mengenai seruan presiden terguling Niger, Mohamed Bazoum, agar Amerika Serikat dan komunitas internasional campur tangan dalam memulihkan tatanan konstitusional di negaranya.
“Tidak mungkin intervensi pasukan non regional bisa mengubah situasi menjadi lebih baik,” kata Peskov kepada wartawan.
“Kami memantau situasi di sana dengan sangat cermat, kami prihatin atas ketegangan yang terjadi di Niger, dan kami terus mendukung upaya kembali secepatnya ke kondisi normalkonstitusional tanpa membahayakan nyawa manusia,” kata dia.
Mitra-mitra Niger di kawasan dan di Barat, termasuk Prancis yang pernah menjajah Niger dan Amerika Serikat, telah menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap Niger guna menekan para pemimpin kudeta agar memulihkan tatanan konstitusional setelah Bazoum digulingkan. Kudeta terhadap Bazoum adalah kudeta ketujuh di kawasan Afrika Barat dan Tengah sejak 2020.
Namun, pemimpin junta Abdourahamane Tiani, yang merupakan mantan kepala pasukan pengamanan presiden Niger, menyatakan tidak akan mundur.
Tiani mendapat dukungan dari sesama junta di Mali dan Burkina Faso dan juga dari tentara bayaran swasta dari Rusia, Wagner Group, yang para petempurnya berada di Mali dan Republik Afrika Tengah.
Dalam tulisan opini pada Washington Post, Presiden Bazoum menulis: “Dengan undangan terbuka dari komplotan kudeta dan sekutu kawasan mereka, seluruh wilayah Sahel tengah bisa jatuh ke dalam pengaruh Rusia melalui Wagner Group, yang prilaku terorisme brutalnya tergambar jelas di Ukraina.”
Sementara itu,bos Wagner Yevgeny Prigozhinpekan lalu menyambut kudeta di Niger, dan mengatakan pasukannya siap memulihkan ketertiban di sana. Kremlin sendiri mendesak Niger kembali ke tatanan konstitusional.
Sumber: Reuters