Warga Sipil – Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah meminta Myanmar untuk sepenuhnya mengimplementasikan Konsensus Lima Poin (5PC) dan menegaskan kembali sikap satu ASEAN untuk mengatasi krisis politik di sana.
Sikap kedua pemimpin pemerintahan itu tertuang dalam pernyataan bersama pada Konsultasi Pimpinan Tahunan Malaysia-Brunei (ALC) ke-24 yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Malaysia diakses dari Kuala Lumpur, Jumat.
PM Anwar dan Sultan Brunei mendiskusikan perkembangan terakhir di Myanmar dan menyatakan keprihatinan mereka yang kuat terkait kekerasan yang sedang terjadi di negara tersebut.
Keduanya meminta Myanmar untuk sepenuhnya melaksanakan Konsensus Lima Poin dan menegaskan kembali satu sikap bahwa 5PC tetap menjadi acuan utama ASEAN untuk mengatasi krisis politik di Myanmar.
Kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama secara erat di dalam ASEAN dan mitra eksternal lainnya, termasuk PBB untuk mendorong kemajuan implementasi 5PC secara penuh, sejalan dengan keputusan para Pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-42, dengan tujuan akhir menemukan solusi damai dan berkelanjutan, demi kepentingan rakyat Myanmar.
Masih berkaitan dengan ASEAN, keduanya menekankan kebutuhan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu untuk tetap bersatu dan relevan, sehingga dapat menjaga peran sentral sebagai kekuatan kunci yang efektif dan responsif menghadapi kesempatan dan tantangan masa depan.
Mereka juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan kerja sama dengan Rekan Dialog ASEAN dan menjaga pendekatan berwawasan keluar ASEAN berdasarkan keuntungan dan kepentingan bersama untuk upaya membangun komunitas ASEAN yang lebih maju.
Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah memulai lawatan negara selama tiga hari, mulai 2 Agustus di Malaysia atas undangan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah, dan dalam rangka menghadiri Perundingan Tahunan Malaysia-Brunei (ALC) ke-24.