Warga Sipil – Fenomena Zombie Kush sedang menyerang salah satu negara di Afrika Barat , Sierra Leone . Daripada terbaring di tempat rehabilitasi Rumah Sakit, justru lebih banyak pasien yang terkulai membanjiri jalan-jalan.
Gejala seperti Zombie diketahui marak melanda kalangan pemuda miskin di daerah Afrika tersebut lantaran konsumsi narkoba jenis kush. Sayangnya, fasilitas medis begitu terbatas dan hanya mampu menampung puluhan pasien dalam sekali sesi rehabilitasi.
“Rumah sakit (hanya) menerima pasien yang kondisinya sudah sangat ekstrim, mereka (sudah) mabuk, atau psikotik,” kata Penjabat Pengawas Medis dan Psikiater Residen, Jusu Mattia, dilansir dari Africa News, Rabu, 2 Agustus 2023.
Pengobatan sambil isolasi berlangsung antara tiga sampai enam minggu, didukung obat anti-psikotik untuk membantu menyapih pasien dari kecanduan. Lalu, para pasien Zombie Kush dapat menjalani psikoterapi dan mengikuti kegiatan sosialisasi seperti olah raga dan menjahit di fasilitas kesehatan.
Lagi-lagi Mattia menekankan kurangnya fasilitas serta tenaga medis menyulitkan mereka dalam memberi perawatan lanjutan, sedangkan pasien yang pernah terjangkit seringnya kambuh kembali.
LSM Amerika Serikat (AS) bernama Partners in Help membayar obat-obatan, program rehabilitasi, dan pelatihan staf sendiri. Akibat modal pengobatan yang tidak murah, banyak pecandu kush yang tidak memiliki akses sehingga mereka hanya dibiarkan hidup sebagai “zombie” tanpa ada satupun yang merawat.
Pengguna Kush nyaris mengisi Freetown ujung ke ujung, dari daerah kumuh hingga daerah kaya. Para penduduk merosot terduduk dengan kepala terkulai dan terkadang tidur sambil berdiri. Itu adalah pemandangan sehari-hari di daerah tersebut.
Bahkan korban Zombie Kush memenuhi satu-satunya rumah sakit jiwa di Sierra Leone . Para pecandu itu dibawa keluarganya ke fasilitas tersebut lantaran kondisi amat mengkhawatirkan. Mattia mengatakan, 60 persen pasien RSJ justru adalah pengidap wabah kush.
Rumah sakit, kata Mattia, hanya mampu merawat sedikit pasien. Sementara fenomena ini serupa “puncak gunung es” yang sejatinya sangat besar dan tersebar luas di wilayah Sierra Leone .
Obat terlarang Kush dibuat secara sintetik dengan komposisi yang masih samar. Narkoba Kush diproduksi dan didistribusikan oleh geng kriminal alias preman setempat. Hal itu disampaikan Kepala Badan Penegakan Hukum Narkoba Nasional, Abdul Sheku Kargbo.
“Narkoba ini merupakan penggabungan dari berbagai bahan kimia dan tanaman yang meniru THC alami (cannabinoid) yang ditemukan dalam ganja,” katanya.
Menurut Abdul Sheku, konsentrasi bahan aktif dapat ditingkatkan secara eksponensial sehingga meningkatkan gejala yang ditimbulkan. Hal ini menyebabkan situasi semakin parah bagi kalangan masyarakat terdampak.
“Anak-anak muda sedang sekarat,” kata Pendiri LSM Mental Watch Advocacy Network, Ibrahim Hassan Koroma.
“Kami membutuhkan strategi yang cepat dan terfokus untuk melihat bagaimana anak muda mengambil asupan obat ini. Tapi saat ini (kondisi) cukup mengkhawatirkan,” ucapnya lagi. ***