wargasipil.com – Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva , menyatakan rasa kesalnya karena tidak berhasil melakukan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jepang.
Menurut Presiden Lula da Silva , Ukraina nampaknya kurang berminat untuk bernegosiasi perdamaian dengan Rusia.
“Saya kesal dengannya (Zelensky), karena saya ingin bertemu dan membicarakan masalah ini,” katanya.
Adapun, kata dia, Zelensky memiliki kematangan dalam mengambil keputusan dan memiliki pemahaman yang baik tentang tindakan yang diambilnya.
“Zelensky sudah sangat dewasa dan pastinya dia tahu apa yang harus dilakukan untuk negaranya,” ujarnya.
Lula menyatakan bahwa pihaknya telah mengatur jadwal pertemuan dengan Zelensky pada Minggu, 21 Mei 2023 sore waktu setempat.
Akan tetapi, karena Zelensky datang terlambat dan memiliki jadwal yang padat selama berada di Jepang, pertemuan antara kedua pemimpin tersebut dibatalkan.
Selama KTT G7 , Zelensky mendapatkan dukungan dari pemimpin negara lain, termasuk dukungan dari Amerika Serikat terkait akses jet tempur F-16. Dukungan semacam itu tidak diberikan oleh Brasil kepada Ukraina .
Lula menegaskan bahwa dia tidak melihat kepentingan yang signifikan dalam bertemu dengan Zelensky saat ini.
Menurutnya, baik Presiden Rusia Vladimir Putin maupun Zelensky sama-sama tidak memiliki keinginan untuk mencapai perdamaian global.
“Sampai sejauh ini, kedua pihak yakin akan memenangkan perang,” katanya dilansir Pikiran-rakyat.com dari South China Morning Post pada Selasa 23 Mei 2023.
Di satu sisi, Zelensky mengakui bahwa dia telah meminta pertemuan langsung dengan Presiden Lula.
Akan tetapi, karena jadwal keduanya yang padat, pertemuan tersebut tidak dapat terlaksana.
Zelensky menyampaikan kepada wartawan bahwa dia telah bertemu dengan hampir semua orang, termasuk semua pemimpin yang hadir di KTT G7 .
Akan tetapi, tambah Zelensky, karena setiap orang memiliki jadwal yang sibuk masing-masing, itulah sebabnya mereka tidak dapat bertemu dengan Presiden Brasil.
“Saya bertemu dan berdialog dengan semua pemimpin. Semua kepala negara memiliki jadwal masing-masing yang padat dan hal ini membuat kami tidak bisa bertemu empat mata dengan Presiden Brasil,” katanya.
Sebelumnya, Lula mendorong perundingan perdamaian antara Rusia dan Ukraina .
Lula mengusulkan Brasil sebagai mediator, bersama dengan negara-negara “netral” lainnya, termasuk Tiongkok dan Indonesia.***