wargasipil.com – China diimbau tidak memberikan reaksi yang berlebihan terhadap rencana Presiden Taiwan Tsai Ing-wen transit di Amerika Serikat (AS) bulan depan. Beijing juga diperingatkan untuk tidak menjadikan hal itu sebagai ‘dalih’ untuk melakukan agresi terhadap Taipei.
Seperti dilansir AFP, Rabu (29/3/2023), imbauan itu disampaikan oleh seorang pejabat senior pemerintahan AS yang enggan disebut namanya kepada wartawan setempat.
Tsai dijadwalkan akan berangkat pada Rabu (29/3) waktu setempat untuk melakukan rangkaian kunjungan selama 10 hari ke Guatemala dan Belize, yang akan disertai transit di New York dan Los Angeles. Guatemala dan Belize merupakan dua dari 14 negara yang secara resmi mengakui Taiwan.
“Sama sekali tidak ada alasan bagi China untuk menggunakannya sebagai dalih untuk bereaksi berlebihan atau untuk terlibat dalam pemaksaan lebih lanjut yang diarahkan pada Taiwan,” sebut pejabat senior AS itu.
“Kami akan melakukan transit yang sepenuhnya konsisten dengan kebijakan dan praktik selama puluhan tahun,” imbuhnya.
Ditegaskan juga oleh pejabat AS itu bahwa Beijing ‘tidak akan menekan pemerintah AS untuk mengubah praktik sejak lama kami’ untuk transit semacam itu.
Saat transit di AS, Tsai juga dirumorkan akan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California, namun hal itu belum dikonfirmasi secara resmi.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Rumor itu memicu kemarahan China yang menegaskan bahwa wilayahnya dan Taiwan merupakan milik ‘satu-China’, dan sebagai salah satu provinsi China, Taiwan tidak memiliki hak atas hubungan negara-ke-negara.
Namun pejabat senior AS dalam pernyataan kepada wartawan menegaskan bahwa pertemuan antara McCarthy dan Tsai tidak mengisyaratkan eskalasi apapun dari pihak AS. “Para anggota Kongres AS telah bertemu dengan Presiden Taiwan di hampir setiap transit,” sebutnya.
Para Presiden Taiwan sebelumnya diketahui secara rutin melakukan transit di AS saat melakukan kunjungan diplomatik ke sekutu-sekutunya di Amerika Latin, Karibia dan Pasifik.