Bisnis  

Robert Kiyosaki: Generasi Baby Boomers Bakal Makin Miskin

Robert Kiyosaki: Generasi Baby Boomers Bakal Makin Miskin

wargasipil.com – Penulis buku Rich Dad & Poor Dad, Robert Kiyosaki, kembali melontarkan komentarnya lewat akun Twitter pribadinya. Kali ini Kiyosaki menyinggung Generasi Baby Boomers (orang kelahiran 1946 – 1964) dengan mengatakan bahwa mereka bakal mengalami kegagalan dalam investasi dan semakin miskin.

“Para Baby Boomers menjadi kaya raya karena properti dan saham, (tapi kenaikan suku bunga) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan menghancurkan properti dan saham. Mereka (baby boomers) akan mengalami kegagalan dan menjadi semakin miskin. Investasi terbaik saat ini adalah perak, semua orang bisa membeli koin perak murni dengan uang US$25, jangan sia-siakan kesempatan ini,” ucap Kiyosaki, di akun Twitternya (20/2/2023).

Kurang lebih dua jam kemudian, Kiyosaki pun kembali mencuit dengan mengatakan bahwa dirinya setuju dengan Andy Shechtman yang mengatakan kalau saat ini harga perak memang sedang murah.

Tepat pada 17 Februari lalu, Kiyosaki juga mengatakan bahwa dirinya sudah lama sekali menyarankan setiap orang agar menghindari menabung dan berinvestasi di aset keuangan. Hal itu disebabkan karena risiko yang tinggi.

“Bertahun-tahun yang lalu saya pernah mengatakan bahwa menabung dan berinvestasi dengan membentuk portofolio yang terdiversifikasi seperti saham, obligasi, reksa dana, dan ETF. Saat ini, itu adalah nasihat yang sangat berisiko, saya masih percaya dengan emas, perak, Bitcoin, yang terbaik di masa yang tidak stabil, meski harga tiga aset ini naik-turun,” ujarnya tiga hari yang lalu.

Sejatinya, pilihan instrumen investasi setiap orang memang tidak bisa disamakan antara satu sama lain. Setiap orang memiliki preferensi yang berbeda-beda.

Melihat pada aset-aset yang dipilih Kiyosaki, tidak ada satupun aset miliknya yang bisa menghasilkan pendapatan tetap.

Emas memang cocok untuk investasi jangka panjang dan akan terus naik di saat perekonomian negara mengalami ketidakpastian. Namun ketika perekonomian tumbuh, aset jenis saham yang performanya berpotensi naik.

Sementara itu, aset digital seperti Bitcoin memiliki jam perdagangan yang lebih lama dari saham dan fluktuasinya yang juga tinggi.