wargasipil.com – Tiga Caster yang tak asing di skena esports VALORANT Indonesia yaitu Son, Jamal, dan Kocul, telah membagikan beberapa pendapatnya tentang “Joki” game di Podcast GLHF. Mereka bertiga menyetujui bahwa sistem Joki dapat merusak ekosistem esports jika hal tersebut terus terjadi di game yang memiliki sistem ranking dan matchmaking, termasuk VALORANT.
“Menurut gua yang ngebedain fine (Joki) atau engga itu dari gamenya kompetitif apa engga,” ungkap Jamal
“yang meresahkan (Joki) itu di ekosistem yang ada rankednya dan sistemnya matchmaking. Jadi kalau ada orang yang rank aslinya silver terus dia bayar jasa joki biar dia diamond, itu menurut gua ga merugikan satu orang doang, tapi merugikan dua sisi.
Satu yang beneran rank silver karena dia ketemunya jadi orang yang bukan silver, orang radiant. Kedua yang orangnya radiant ketemunya jadi orang yang mainnya silver. itu merugikan semuanya,” Tambah Son.
Mereka telah berdiskusi bahwa Joki game memiliki pro dan kontra tersendiri, tergantung apa jenis game yang dimainkan. Sebagai contoh, Kocul sebagai tokoh yang pernah menjadi joki game Ayodance untuk membantu rekannya mendapatkan item tertentu telah dianggap baik-baik saja selama game tersebut hanya untuk konsumsi pribadi dan bukan game kompetitif yang bermode player vs player.
Joki yang dilakukan pada game MOBA & FPS selalu menjadi topik hangat dan masalah tersendiri bagi para penggemar game kompetitif. Baru-baru ini terdapat sebuah kasus pro player DOTA 2 yang dibanned permanen dari seluruh turnamen Valve & PGL hanya karena melakukan joki di turnamen demi membantu tim yang ia joki terkualifikasi ke acara.
Sementara itu, Riot juga saat ini sedang gencar mengembangkan sistem pendeteksi smurf yang dapat mengurangi kasus “Joki” pada permainannya. Riot Games telah melaporkan bahwa tingkat kasus smurfing di VALORANT telah menurun sekitar 17% pasca pembaruan sistem anyarnya dan mengklaim bahwa mereka telah mendeteksi sekitar 50% akun smurfing.
Joki, atau Smurfing, atau Sharing Account merupakan sesuatu perbuatan yang tak hanya merugikan player lain saja. Namun hal tersebut juga akan berimbas kepada pemilik asli akun dengan adanya kesenjangan skill di level yang berbeda.