wargasipil.com – Langkah itu dilakukan di tengah kontrol ekspor Amerika Serikat (AS) yang diberlakukan ke sektor teknologi China , meski muncul kekhawatiran pembatasan tersebut dapat menciptakan efek mengerikan pada rantai pasokan.
Dikutip dari Nikkei Asia, Apple telah menangguhkan rencana untuk menggunakan memori flash 3D NAND 128-layer buatan YMTC, yang akan digunakan ke perangkat iPhone, ketika pemerintah AS meluncurkan pembatasan ekspor yang lebih ketat terhadap China awal bulan ini, kata berbagai sumber.
Memori flash NAND merupakan komponen kunci yang ditemukan di semua perangkat elektronik, mulai dari smartphone hingga komputer pribadi (PC).
Chip 128-layer YMTC sejauh ini merupakan chip paling canggih yang diproduksi pembuat chip asal China , meskipun satu atau dua generasi di belakang chip buatan Samsung Electronics dan Micron.
Apple awalnya berencana menggunakan chip YMTC mulai awal tahun ini, karena harganya 20 persen lebih murah daripada pesaing utamanya, kata eksekutif rantai pasokan.
Namun, meningkatnya tekanan geopolitik dan kritik dari regulator AS membuat Apple mengurungkan rencana tersebut.
“Produk telah diverifikasi, tetapi mereka tidak masuk ke jalur produksi ketika produksi massal iPhone baru dimulai,” ungkap salah satu sumber kepada Nikkei Asia.
Chip YMTC awalnya direncanakan hanya digunakan untuk iPhone yang dijual di pasar China .
Salah satu sumber mengatakan, Apple sedang mempertimbangkan untuk membeli hingga 40 persen dari memori flash NAND yang dibutuhkan untuk semua perangkat iPhone.
“YMTC disubsidi pemerintah sehingga bisa benar-benar mengungguli pesaing,” kata sumber lain.
Pada 7 Oktober, Washington menempatkan YMTC ke dalam Daftar Tidak Terverifikasi, yang berarti pejabat AS tidak dapat memverifikasi siapa pelanggan atau pembeli akhir yang menggunakan produk perusahaan tersebut.
Umumnya, penyertaan ke dalam daftar tersebut tidak “membatasi perolehan komponen atau apa pun dari pihak yang ditunjuk Daftar Tidak Terverifikasi,” kata pengacara di perusahaan hukum Orrick Harry Clark.
Tetapi, perusahaan AS dilarang untuk membagikan desain, teknologi, dokumen atau spesifikasi apa pun kepada perusahaan yang masuk ke Daftar Tidak Terverifikasi.
Selain itu, seorang pejabat senior di Departemen Perdagangan AS mengatakan, perusahaan yang ditambahkan ke dalam daftar itu kemungkinan akan ditambahkan ke Daftar Entitas, yaitu daftar hitam kontrol ekspor resmi, jika mereka tidak dapat memberikan informasi atau data yang diperlukan dalam jangka waktu tertentu.
Kontrol ekspor yang ketat telah memukul YMTC dan sektor chip China. Aturan baru ini melarang pembuatan peralatan chip AS menyediakan layanan atau dukungan teknis untuk membantu perusahaan China memproduksi chip canggih.
“Apple mungkin terus ingin menggunakan YMTC di pasar lokal untuk China . Tetapi dengan cara pengaturan saat ini, sangat kecil kemungkinannya YMTC akan dapat memasok jenis chip NAND dalam beberapa tahun yang diinginkan Apple . ,” kata Direktur Investasi di Brandes Investment Partners, Brent Fredberg.
Apple mulai terlibat dengan YMTC sejak 2018, ketika raksasa teknologi ini mencari solusi untuk mendapatkan chip memori baru yang lebih hemat biaya.
YMTC adalah harapan China untuk menembus arena memori flash NAND yang telah lama didominasi oleh segelintir perusahaan seperti Samsung dan SK Hynix dari Korea Selatan, Kioxia dari Jepang dan Micron dari AS.
Perusahaan ini didirikan pada 2016, dan saat ini YMTC sedang berusaha meningkatkan produksi di pabrik chip keduanya, yang dijadwalkan untuk memulai produksi massal tahun ini.
Kesepakatan potensial antara YMTC dengan Apple dipandang sebagai kemenangan besar untuk segmen semikonduktor China , karena akan membuktikan kemampuannya untuk menyediakan produk berkualitas bagi merek global teratas.
YMTC telah meningkatkan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada peralatan dan komponen pembuat chip AS sejak 2020, menyusul tindakan keras Washington terhadap raksasa teknologi China Huawei Technologies.
China Pelajari Perang Ukraina untuk Terapkan di Taiwan, dari Persenjataan hingga Tekanan Psikologis
Privacy Policy
We do not collect identifiable data about you if you are viewing from the EU countries.For more information about our privacy policy, click here
China Pelajari Perang Ukraina untuk Terapkan di Taiwan, dari Persenjataan hingga Tekanan Psikologis
Taiwan Klaim China Pelajari Invasi Ukraina untuk Kembangkan Perang Hibrida
Bangga Indonesia Punya Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara, Jokowi: Ini Bukan Bantuan dari China
Ingin Bawa Taiwan di Bawah Kendalinya, China Nyatakan Berhak Gunakan Kekuatan
Muncul Rumor Xi Jinping Jadi Tahanan Rumah, Sejumlah Penerbangan ke China Dikabarkan Batal
Ternyata Bukan Rusia, AS Tetapkan China sebagai Negara yang Harus Diwaspadai
Tentang Arahan Presiden Jokowi Kepada Para Petinggi Polri, Begini Kata Menteri Mahfud MD
Tentang Arahan Presiden Jokowi Kepada Para Petinggi Polri, Begini Kata Menteri Mahfud MD
Jalani Sidang Perdana, Sambo Tiba di PN Jakarta Selatan Bawa Buku Catatan Hitam dan Berkas Merah
Terungkap! Putri Candrawathi Sempat Membuat Permohonan ke Ferdy Sambo Sambil Nangis saat di Magelang
Sosok Adzra Nabila, Mahasiswi IPB yang Hanyut Terseret Banjir, Jasadnya Ditemukan di Jakarta Barat
Detik-detik Ferdy Sambo Tiba di PN Jaksel, Pakai Batik Naik Mobil Barracuda dan Dijaga Ketat Brimob
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website tribunnews.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”