Gubernur Papua Lukas Enembe meminta massa yang berjaga di kediaman pribadinya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura untuk kembali ke rumah masing-masing.
Ratusan orang berjaga di kediaman pribadi Lukas usai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan sang gubernur sebagai tersangka korupsi.
“Beliau sudah sampaikan, ‘Saudara-saudaraku, pulang dulu semua, saya masih dalam keadaan sakit, nanti kalau sudah sehat kita bisa berkomunikasi,'” kata Juru Bicara Lukas, Rifai Darus saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (15/9).
Rifai mengatakan selama ini Lukas tak pernah mengerahkan massa untuk menjaga kediaman pribadinya. Ia menyebut massa yang berjaga di kediaman Lukas bergerak tanpa komando.
“Beliau ini tidak pernah mau memanggil (massa) menjaga rumah beliau,” ujarnya.
Menurut Rifai massa yang berjaga juga tak mengizinkan Lukas keluar rumah. Mereka tak ingin Lukas dibawa KPK.
“Mereka pun tidak mengizinkan Pak Gubernur keluar dari kediaman. Walau beliau sudah sampaikan ‘saya istirahat dulu, karena mau komunikasi dengan staf-staf’, mereka tidak izinkan,” kata Rifai.
“Sederhana pola pikir masyarakat ini, kalau Pak Gubernur keluar, kemudian ditangkap (KPK), wah semuanya bisa lebih parah lagi,” ujarnya menambahkan.
Rifai juga menyayangkan pola komunikasi KPK dalam menetapkan Lukas sebagai tersangka. Menurut dia massa yang berjaga ini juga imbas komunikasi yang buruk antara pusat dan daerah.
“Jadi memang komunikasi itu penting. Komunikasi pusat dengan daerah ini, misalnya KPK bisa melihat dari sisi keamanan, komunikasi dengan Kapolda, bertukar pikiran lah dengan semua,” katanya.
“Jangan sampai kemudian merugikan yang besar lagi, jangan memaksakan sesuatu yang kemudian manfaat hukumnya itu kemudian menjadi merugikan yang lebih besar,” ujarnya melanjutkan.
Ratusan orang berjaga di kediaman pribadi Gubernur Papua, Lukas Enembe yang berlokasi di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura pada Rabu (14/9).
Penjagaan ini dilakukan usai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka korupsi. Massa yang berjaga di rumah Enembe didominasi oleh masyarakat Pegunungan Tengah.
Mereka berjaga di sekitar rumah pribadi Enembe dengan membawa alat perang tradisional. Tidak terlihat aparat keamanan yang berjaga di sekitar lokasi rumah Gubernur Papua tersebut.
(dmi/fra)
[Gambas:Video CNN]
Artikel ini bersumber dari www.cnnindonesia.com.