Indonesia kini tengah dihebohkan dengan serangan hacker Bjorka yang menjadi momok karena telah ‘mengacak-acak’ data pribadi penduduk hingga pejabat. Sebelum peretas dengan identitas Bjorka itu muncul ke permukaan, sudah banyak peristiwa peretasan besar-besaran yang dilakukan para hacker hingga data-data rahasia bocor ke publik.
Awalnya data-data dan dokumen rahasia tersebut dijaga dan disimpan rapi agar tidak diketahui oleh publik. Namun, para peretas telah mengacaukannya hingga menggemparkan dunia.
Lantas, apa saja kasus kebocoran data rahasia yang berhasil menggemparkan dunia? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
1. Dokumen Rahasia yang Mengungkap Pengaruh Kuat Iran dalam Pemerintahan Irak
Baca Juga:
BIN dan Polri Telah Kantongi Identitas Asli Bjorka, Mahfud MD: Tapi Belum Bisa Diumumkan
Sempat menggemparkan dunia, kebocoran dokumen rahasia yang berhasil mengungkap seberapa kuatnya pengaruh Iran dalam pemerintahan Irak.
Dokumen yang berisikan arsip kabel rahasia intelijen diperoleh The Intercept dan dibagikan kepada The New York Time.
Diketahui, dokumen tersebut berisikan fakta yang mengungkap secara rinci seperti apa peran Iran di dalam pemerintahan Irak.
Dalam dokumen tersebut, terungkap pengaruh besar Iran di pemerintahan Irak. Berikut dengan rincian tahun-tahun kerja keras mata-mata Iran untuk mengkooptasi para pemimpin di negara tersebut, membayar agen intelijen Irak yang bekerja untuk Amerika agar berpindah pihak, dan menyusup ke setiap aspek kehidupan politik, ekonomi, dan agama di Irak.
Dokumen yang bocor tersebut menunjukkan bagaimana Iran pada hampir setiap kesempatan mengalahkan Amerika Serikat dalam perebutan pengaruh di pemerintahan Irak.
Baca Juga:
Selain Bongkar Identitas Bjorka, Ahli yang Diundang Deddy Corbuzier juga Bocorkan Hal tak Terduga
2. Bocoran Dokumen Pengelolaan Kamp Muslim di China
Masih dalam media yang sama, harian The New York Times berhasil mendapatkan bocoran salinan dokumen dengan tebal 400 halaman. Dokumen tersebut berisikan tentang bagaimana pemerintah China melakukan pengelolaan kamp penahanan bagi etnis minoritas muslim yang ada di Provinsi Xinjiang.
Diketahui, pemerintah China sudah sejak lama menahan sekitar satu juta muslim dari etnis Uighur, Kazakhs, dan lainnya di Xinjiang.
Negara yang dikuasai oleh Partai Komunis tersebut sempat membantah kritikan dari dunia internasional mengenai kamp penahanan tersebut.
Pemerintah China menyebut bahwa tempat tersebut merupakan tempat pelatihan atau kursus dengan menggunakan metode halus untuk memerangi ekstremisme Islam.
Namun, bocoran dokumen tersebut justru mengatakan sebaliknya.
3. Dokumen Cara Cambridge Analytica Menangkan Donald Trump
Di tahun 2018, media asal Inggris bernama The Guardian berhasil mendapatkan bocoran dokumen internal mengenai cetak biru perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica yang menyebut telah memenangkan Presiden Donald Trump dalam pemilu presiden tahun 2016.
Dokumen tersebut menyebutkan bahwa Cambridge Analytica menangkan Donald Trump dengan menggunakan media sosial dan digital seperti Google, Snapchat, Twitter, YouTube, hingga Facebook.
Cambridge Analytica pun kemudian dikaitkan dengan berita pencurian jutaan data pribadi para pengguna Facebook.
4. WikiLeaks Bocorkan Kabel Diplomatik Amerika Serikat
Tahun 2010, Media WikiLeaks berhasil merilis dokumen, yaitu sebanyak 250.000 lebih kabel diplomatik Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dari kedutaan besarnya di dunia.
Dokumen tersebut mengungkap berbagai macam fakta, diantaranya yaitu fakta bahwa Amerika Serikat memata-matai Sekretaris Jenderal PBB pada saat itu, Ban Ki-moon, dan perwakilan Dewan Keamanan PBB lainnya.
Dalam kabel diplomatik tersebut, digambarkan bahwa Kanselir Jerman, Angela Merkel sebagai orang yang tidak memiliki kreatifitas, sementara itu, Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy digambarkan sebagai orang yang rentan dan otoriter.
Tidak hanya itu, Presiden Barack Obama dinasihati bahwa dukungan Sarkozy untuk perang di Afghanistan bisa diamankan dengan menggunakan “Sanjungan”.
Akibat dari kebocoran yang mengungkap berbagai fakta tersebut, Partai Konservatif Inggris merasa malu dengan kebocoran kabel tersebut.
5. Kebocoran Dokumen yang Membuktikan Kebohongan Amerika Serikat di Afghanistan
Seperti diketahui, sudah 18 tahun lamanya Amerika Serikat berperang di Afghanistan. Berdasarkan informasi yang beredar, sebagai bagian dari proyek pemerintah untuk mengetahui apa yang salah, sebuah lembaga federal melakukan wawancara dengan lebih dari 400 orang yang memiliki keterlibatan langsung dalam perang tersebut.
Dalam wawancara tersebut, dilibatkan para tokoh-tokoh besar seperti duta besar, para jenderal, hingga para individu yang menyampaikan kesaksiannya mengenai kesalahan yang membuat perang di Afghanistan tersebut justru berlangsung semakin lama.
Media harian The Washington Post kemudian berhasil mendapatkan dan merilis lebih dari 2.000 halaman wawancara tersebut yang bertajuk “Lessons Learned”.
Dalam wawancara tersebut, terungkap bahwa tidak ada kesepakatan mengenai apa yang menjadi tujuan perang, terlebih tentang bagaimana cara untuk mengakhiri perang tersebut.
Untuk mendukung hasil dari wawancara tersebut, media harian Washington Post juga memperoleh ratusan memo rahasia milik mantan Menteri Pertahanan, Donald H Rumsfeld.
Dalam memo tersebut, terungkap sebuah rahasia bagaimana tiga Presiden Amerika Serikat selama dua dekade gagal dalam memenuhi janji untuk mengakhiri perang di Afghanistan.
Selama bertahun-tahun lamanya, para petinggi Amerika Serikat gagal untuk memberi tahun publik tentang apa yang sebenarnya terjadi di negara Afghanistan.
6. Dokumen Rahasia Milik Militer Israel
Sempat menghebohkan publik, dokumen resmi yang sangat rahasia tentang dua sistem militer Israel bocor ke publik secara daring.
Kebocoran dokumen milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tersebut digambarkan sebagai “kesalahan keamanan informasi serius”.
Dokumen tersebut berisikan informasi rahasia terkait dengan kemampuan dan metode operasional IDF. Diketahui, dokumen yang bocor tersebut bertanda tangan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa
Artikel ini bersumber dari www.suara.com.