Baru-baru ini, Deputi Gubernur BI mengatakan bahwa rupiah merupakan salah satu mata uang terbaik di Asia, khususnya di antara kelompok negara berkembang, lho.
Tapi, tahukah kamu?
Untuk menjadi mata uang terbaik di Asia, terdapat beberapa faktor yang diukur, seperti kegiatan ekspor yang lebih banyak daripada impor.
Lalu, mengapa Rupiah masuk dalam salah satu mata uang terbaik di Asia?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, simak ulasannya di artikel berikut, ya!
BI: Rupiah Menjadi Mata Uang Terbaik di Asia
Sepanjang tahun 2021, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa Rupiah menjadi salah satu mata uang terbaik di Asia, khususnya di antara kelompok negara berkembang (emerging markets).
Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo dalam Webinar KONTAN yang bertajuk Presidensi G20 – Manfaat bagi Indonesia dan Dunia yang digelar 6 Desember 2021 lalu.
Lebih lanjut, beliau mengatakan bahwa beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, hingga Singapura memiliki angka depresiasi nilai tukarnya hingga belasan persen, sedangkan Indonesia hanya pada kisaran 1,3 persen sampai 1,6 persen.
Hal tersebut menjadi parameter BI untuk menjadikan Rupiah sebagai mata uang terbaik di Asia.
Kemudian, BI juga berharap Rupiah akan tetap terjaga kestabilannya melalui kebijakan stabilisasi nilai tukar oleh Bank Sentral serta menunjukkan kepada pasar kemampuannya tersebut.
Strategi Pemerintah Menjaga Inflasi
Menstabilkan nilai tukar rupiah menjadi tantangan besar pemerintah dalam upaya menekan inflasi domestik. Terlebih di masa pandemi Covid-19.
Di Indonesia, terjaganya kestabilan angka inflasi tak lepas dari pasokan barang di Tanah Air yang mampu mengimbangi permintaan yang meningkat setelah pandemi akibat membaiknya mobilitas dan kegiatan ekonomi, sehingga inflasi bisa terjaga.
Tidak hanya itu, inflasi juga turut terjaga melalui dukungan produsen dalam negeri yang mampu menahan lonjakan harga komoditas domestik, sehingga tidak terefleksikan pada harga konsumen.
Cara Menguatkan Nilai Tukar Rupiah
Tentu kita tak boleh berpuas diri sebagai negara dengan mata uang terbaik di Asia pada kelompok negara berkembang.
Untuk menjadikan Rupiah benar-benar menjadi mata uang terbaik di Asia, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, salah satunya dengan menguatkannya.
Tidak hanya tugas pemerintah, masyarakat juga bisa membantu pemerintah untuk menguatkan nilai tukar Rupiah, lho. Berikut adalah lima cara yang dapat kamu lakukan.
1. Membeli Produk Dalam Negeri
Hal pertama yang dapat kamu lakukan untuk membantu pemerintah menguatkan nilai rupiah adalah membeli produk dalam negeri.
Jika bisanya kamu lebih banyak membeli produk impor, mulai sekarang cobalah untuk beralih ke produk buatan dalam negeri.
Tidak perlu khawatir soal kualitas, karena saat ini produk lokal juga tidak kalah berkualitas, kok. Bahkan banyak yang telah menembus pasar internasional.
2. Tidak Menimbun Dolar
Selanjutnya, pastikan kamu tidak menimbun Dolar menukarnya dengan Rupiah.
Mengapa?
Karena dengan menimbun dolar terlalu banyak akan memperburuk nilai Rupiah. Sebaliknya, dengan menukarkannya, cepat atau lambat Rupiah akan kembali menguat.
3. Berwirausaha dengan Orientasi Ekspor
Suka berbisnis?
Momen melemahnya nilai Rupiah bisa menjadi momen yang tepat bagi kamu untuk menembus pasar internasional, lho.
Sebagai gambaran, kamu bisa mulai bisnis dengan produk yang kental akan ciri khas Indonesia, seperti kerajinan tangan.
Nilai tukar Rupiah yang turun akan membuat harga produk ekspor Indonesia relatif lebih murah dibandingkan produk negara lain.
Oleh karena itu, dengan ekspor produk bisnis kamu akan membuatmu turut berkontribusi membantu pemerintah dalam mengumpulkan devisa dan tentunya menguatkan nilai Rupiah.
4. Wisata di Dalam Negeri
Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan destinasi wisata.
Lalu, mengapa harus berwisata ke negara lain jika Indonesia saja sudah sangat indah?
Selain indah, berwisata di dalam negeri juga akan sangat membantu pemerintah dalam mendorong pengembangan sektor pariwisata dalam negeri, lho. Dan pastinya akan mempercepat penerimaan devisa negara.
Hal ini tentu akan mendorong stabilitas kurs dalam jangka pendek yang akan membantu menguatkan nilai Rupiah.
5. Menggunakan Transportasi Publik
Penggunaan transportasi publik akan sangat efektif untuk menghemat pemakaian BBM.
Lalu, apa hubungannya?
Hubungannya adalah dengan menggunakan transportasi publik kamu akan menghemat penggunaan BBM yang kemudian akan berdampak pada pengurangan jumlah BBM yang harus diimpor pemerintah, sehingga cadangan devisa dapat digunakan untuk kebijakan lain.
Cara ini merupakan hal paling sederhana untuk menguatkan kurs Rupiah.
6. Tidak Memanfaatkan Kondisi Melemahnya Rupiah
Naiknya nilai tukar dolar kerap kali menjadi kesempatan beberapa orang untuk menukarkan Rupiah mereka dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang.
Padahal, hal tersebut justru akan semakin menekan nilai tukar Rupiah, lho.
Maka dari itu, untuk membantu pemerintah dalam hal menguatkan nilai tukar Rupiah, pastikan kamu tidak tergoda dengan keuntungan dari penurunan nilai Rupiah.
Sebab, hal tersebut justru akan membuat nilai Rupiah semakin terpuruk.
7. Investasi Dalam Negeri
Melemahnya nilai tukar Rupiah bukan berarti seluruh investasi menjadi tidak menguntungkan.
Kamu dapat tetap berinvestasi pada aset yang tidak bergantung terhadap kurs Dolar, lho.
Misalnya pada instrumen peer-to-peer lending (P2P).
P2P adalah kegiatan keuangan yang mempertemukan pendana (lender) dengan peminjam (borrower). Bisa dikatakan bahwa P2P merupakan sebuah marketplace untuk kegiatan pinjam-meminjam uang.
Bagi investor pemula, kamu bisa coba instrumen investasi peer-to-peer lending dari KoinWorks, yaitu KoinP2P.
Tidak butuh modal banyak, kok. Cukup dengan Rp100 ribu kamu sudah bisa mulai investasi.
Yuk, investasi di KoinP2P!
Artikel ini bersumber dari koinworks.com.