Pria Italia Ini Punya Perkebunan Anggur Terkecil di Dunia, Harga per Botolnya Capai Rp 74 Juta

Pria Italia Ini Punya Perkebunan Anggur Terkecil di Dunia, Harga per Botolnya Capai Rp 74 Juta

Pria Italia Ini Punya Perkebunan Anggur Terkecil di Dunia, Harga per Botolnya Capai Rp 74 Juta

Seorang pengusaha sekaligus seniman asal Italia memiliki perkebunan anggur terkecil di dunia, namun harga per botolnya mencapai USD 5.000

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Tullio Masoni, seorang pengusaha, kolektor seni dan mantan investor perbankan asal Italia, membangun sebuah kebun anggur terkecil di dunia di atas sebuah bangunan abad ke-16 di jantung Reggio Emilia. Kota ini terkenal sebagai tempat kelahiran bendera nasional Italia “tricolore”. Kota itu juga berada diantara Kota Parma dan Modena, dua kota yang telah membuat Italia terkenal dengan beberapa ekspornya, termasuk supercar Ferrari dan Lamborghini dan produk kuliner seperti lasagna, tortellini, Prosciutto di Parma dan Ragù alla Bolognese.

Satu hal yang sangat menarik dari minuman anggur milik Masoni tersebut, yakni produk buatannya tidak dibuat untuk dikonsumsi.

“Ayah saya menyukai pembuatan anggur,” katanya dalam sebuah wawancara telepon, dikutip CNN.

Meski Sudah Kehabisan Senjata, Jerman Masih Tetap Ingin Bantu Ukraina

“Saya mewarisi kebun anggur yang sebenarnya di pedesaan sekitar Reggio Emilia, tetapi ketika saya melihat buku-bukunya, saya menyadari bahwa saya akan menghabiskan lebih banyak uang untuk itu daripada yang akan saya hasilkan – jadi saya menjualnya,” kenangnya.

“Namun, 20 tahun kemudian saya menyesalinya, jadi saya membuat sendiri kebun anggur seukuran saku.”

Masoni menanam anggurnya di atap sebuah bangunan yang terletak di jalan Via Mari 10. Alamat itulah yang digunakan oleh Masoni untuk menamai produk anggurnya. Menariknya, bangunan tersebut juga memiliki sejarah yang sangat unik. Pasalnya, pada tahun 1859 bangunan itu pernah dikunjungi oleh Giuseppe Garibaldi, seorang revolusioner yang membantu menyatukan Italia.

Dengan luas lebih dari 200 kaki persegi, Via Mari 10 hanya menghasilkan 29 botol anggur merah dalam setahun, yang setiap botolnya dibanderol dengan harga mencapai 5.000 euro (sekitar Rp 74,5 juta). Sesuai dengan harganya, botol-botol anggur itu tidak dijual di toko anggur, melainkan di sebuah galeri seni bernama Bonioni Arte yang berjarak hanya beberapa blok dari Via Mari 10.

“Anggur saya adalah bentuk ekspresi artistik, provokasi filosofis, sesuatu untuk disimpan di ruang tamu Anda sehingga Anda dapat mengobrol dengan teman-teman Anda dan memberi tahu mereka tentang orang gila yang meletakkan kebun anggur di atapnya,” kata Masoni.

Ia juga membandingkan kebun anggur miliknya dengan “Roda Sepeda” karya seniman Prancis Marcel Duchamp, sebuah roda sepeda yang ia pasang ke bangku di studionya di Paris pada tahun 1913, yang merupakan bagian dari serangkaian objek biasa yang disajikan oleh Duchamp sebagai seni, yang disebut sebagai Readymades.

Masoni menjelaskan bahwa keterkaitan antara anggur produksinya dengan karya seni sudah dimulai dari buahnya, yang tumbuh merambat di teralis, yang merupakan karya dari seniman patung lokal Oscar Accorsi.

“Anggur saya bergulat seni segera setelah mereka lahir,” kata Masoni.

Anggur tersebut kemudian disimpan dalam tong kayu ek yang juga dipahat oleh seniman lokal lainnya, Lorenzo Menozzi.

Masoni juga meminta Giuseppe Camuncoli, seniman komik Marvel yang lahir di Reggio Emilia, untuk menggambar edisi khusus label anggurnya. Alhasil, hal itu membuat para pembelinya untuk tidak pernah membuka botolnya, tetapi memperlakukannya seperti sebuah karya seni.

“Saya satu-satunya produsen anggur di dunia yang mengatakan Anda tidak boleh minum anggurnya,” katanya.

Beberapa Negara Uni Eropa Sebenarnya Tak Ingin Jatuhkan Sanksi terhadap Sektor Migas Rusia


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.