GenPI.co – Subsidi dan kompensasi energi diprediksi bisa membengkak menjadi Rp 698,0 triliun dari target APBN 2022 yang sebesar Rp 502 triliun.
Dengan kata lain, subsidi dan kompensasi energi tahun ini bisa bertambah sebanyak Rp 195,6 triliun.
Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Tindak Lanjut Hasil Rakor Kemenko Perekonomian terkait kebijakan Subsidi BBM di Jakarta, dikutip dari Antara, Minggu (28/8/2022).
BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Subsidi Energi Rp 502 Trilun Bisa Bangun 3.333 Rumah Sakit
Pembengkakan subsidi dan kompensasi energi ini juga disebabkan oleh semakin melebarnya selisih Harga Jual Eceran (HJE) dengan harga keekonomian untuk bahan bakar jenis solar, pertalite, pertamax dan Gas LPG 3 kilogram (kg).
Kemudian, melebarnya selisih harga ini disebabkan oleh naiknya asumsi Indonesian Crude Price (ICP) menjadi 105 dolar AS per barel yang mengikuti harga minyak di tingkat global, dan naiknya asumsi nilai tukar rupiah menjadi Rp 14.700 per dolar AS.
BACA JUGA: Sri Mulyani Kirim Sinyal Bahaya, APBN Bisa Jebol
Tercatat HJE solar sebesar Rp 5.150 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp 13.950 per liter.
HJE pertalite sebesar Rp 7.650 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp 14.450 per liter.
BACA JUGA: Sri Mulyani Beri Kabar Buruk soal Solar dan Pertalite, Warga Indonesia Harus Tahu
HJE pertamax sebesar Rp 12.500 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp 17.300 per liter.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
Artikel ini bersumber dari www.genpi.co.