Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Pada triwulan II tahun 2022, Bank BJB mencatatkan laba bersih Rp 1,2 triliun atau meningkat 29,6 persen year on year (yoy).
Hal ini berkat pencapaian kredit termasuk pembiayaan yang naik sebesar 12,8 persen menjadi Rp 110,2 triliun dan fee based income tumbuh sebesar 28,8 persen. Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) naik sebesar 14,7 persen yoy menjadi Rp 133,2 triliun.
Bank BJB membukukan laba Rp 2 triliun pada tahun 2021, naik 19,4 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 21,6 persen yoy menjadi Rp 7,9 triliun dan fee based income meningkat 39,3 persen yoy menjadi Rp 1,33 triliun.
Baca juga: Cerita Mudahnya Nasabah bank bjb Menikmati Now Playing Festival 2022
“Bank BJB juga mencatatkan kinerja positif, salah satunya dengan mengembangkan ekosistem yang dimiliki dengan produk dan fitur yang terus dikembangkan lewat aplikasi mobile bjb DIGI,” ucap Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi dikutip, Selasa (23/8/2022).
Hingga kini, jumlah pengguna BJB DIGI sudah lebih dari 849.082 pengguna, atau hampir 5 kali lipat dari tahun 2020. Sedangkan QRIS merchant Bank BJB juga tumbuh hampir 90 kali lipat dari semula 7.458 merchant di tahun 2020 dan saat ini menjadi lebih dari 655.320 merchant.
Agen Laku Pandai melalui BJB BiSA saat ini tercatat lebih dari 7.589 agen dan kedepannya akan terus dikembangkan melalui skema kerjasama dengan berbagai pihak.
Ekosistem digital Bank BJB tersebut menyumbang hampir 40 persen fee based income bank bjb yang tumbuh 28,8 persen yoy.
Karena itu, bank bjb masuk dalam 10 bank dengan perolehan pendapatan terbesar pada 2021 versi Fortune Indonesia 100. bank dengan kode emiten BJBR ini menjadi satu satunya BUMD yang masuh dalam jajaran elit tersebut.
Fortune Indonesia menyusun daftar ini dengan mengurutkan pendapatan perusahaan terbuka dan tertutup Indonesia. Untuk versi 2022, Fortune Indonesia menggunakan data pendapatan pada tahun fiskal 2021.
Editor-in-Chief Fortune Indonesia Hendra Soeprajitno, sebelumnya mengatakan, dikutip Selasa (23/8), tim Fortune Indonesia mencatat 80 persen perusahaan mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja baik dari sisi pendapatan dan laba bersih. Kondisi ini berbeda dari tahun lalu yang hanya 30 persen yang membukukan pertumbuhan pendapatan.
Baca juga: Sambut Pemudik di Tol Trans Jawa, Bank BJB dan Pengelola Rest Areea Km 166 Gelar Ramadan Fair
Pertumbuhan kinerja keuangan perusahaan tersebut juga seiring membaiknya ekonomi Indonesia pada 2021 yang naik 3,69 persen year on year (YoY).
Total pendapatan dari 100 perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 ini pun mencapai Rp 4.381,41 triliun, tumbuh 20,62 persen dibandingkan tahun lalu. Perusahaan yang bisa masuk dalam daftar ini harus memiliki pendapatan Rp 8,41 triliun, hanya Rp 6,5 triliun pada tahun lalu.
Dari total pendapatan Rp 4.381,41 triliun, sekitar 48,84 persen di antaranya disumbang oleh 19 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100.
“Terbentuknya sejumlah holding BUMN membuat beberapa perusahaan pelat merah memiliki kontribusi pendapatan yang signifikan,” ujar Hendra.
Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.